Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2012

CINTA SEGI EMPAT ( BAGIAN 2 )

      Mobil yang aku tumpangi berhenti di depan sebuah rumah yang bisa di bilang sangat mewah. Rumah yang mempunyai pekarangan luas, dan bertingkat. Hhhhmmm... benarkah ini akan menjadi rumah tinggalku?   “ Woy! Ngapain lo ngelamun? Turun cepetan. Mau lo gue tinggalin di mobil “ Suara Ghifari yang menggelegar itu mengagetkanku.   “ ia, ia , aku turun “ Saat aku turun dari mobil, hawa panas menyerbu tubuhku. Halaaahh.. panas sekali disini. Sepertinya neraka sudah bocor di Jakarta ini.   “ Woooyy... ngapain lo bengong lagi? Lo baru liat ya rumah segede ini? Kasian banget sih lo? Emang di kampung kagak ada? “   “ Boro-boro kak! Maklum kami orang-orang kampung hanya bekerja sebagai petani dan ada juga yang buruh. Jadi gak bakalan mungkin kalo di kampung kami ada rumah sebesar ini. Kalau ada pun pasti si empunya rumah akan di sangka ngepet “   “ hahahahaa.... lo ada-ada aja! “ Dia tertawa di hadapanku. Yaa tuuhhaaannn..... Ghifari terlihat dua kali lipat lebih tampan jika tertaw

CINTA SEGI-EMPAT ( BAGIAN 1 )

      Cuaca cerah di sore hari ini menemaniku yang sedang berada di belakang halaman rumah. Saat ini, aku sedang terduduk diam beralaskan rumput hijau. Aku sedang berimajinasi untuk membuat sebuah cerita. Ya aku adalah seorang penulis. Meskipun cerita-ceritaku belum sebagus atau sehebat karya tulisan Andrea Hirata dan Khrisna Pabichara, tetapi karya tulisanku sangat di sukai. Terbukti dengan meningkatnya pembeli di sebuah media cetak yang memposting cerita-ceritaku. Setiap minggunya, aku selalu mengirimkan cerita-cerita karyaku ini kesebuah majalah anak muda yang terkenal. Dari sinilah aku meraup uang yang lumayan banyak. Karena tulisanku lah, aku bisa daftar kuliah di sebuah universitas ternama di ibu kota.      Namaku Arno tepatnya Arno Dyani. Aku adalah anak ke-dua dari sebuah keluarga yang terbilang sangat sederhana. Sehari-hari ibuku mendapatkan uang dari hasil warung kecil-kecilan di depan rumahku, sedangkan ayah.. eemm.. ayahku sudah meninggal sejak aku masih berusia 5 tahun