Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Cuap-Cuap Penulis

Halo! Aku harap kalian dalam keadaan baik. Semakin lama rasanya blog ini semakin jarang dibuka. Minda mohon maaf sekali. Minda hanya ingin memberitahukan saja bahwasanya sekarang Minda lebih aktif menulis di wattpad. Sudah Minda putuskan, semua cerita yang ada di blog ini akan Minda pindahkan ke akun wattpad Minda. Mengapa? karena menurut Minda tulisan-tulisan Minda di wattpad terlihat lebih rapi. Kalian gak perlu cari ceritanya yang berceceran. Lebih peraktis dan kekinian hehehehhe... jadi buat kalian yang mau terus baca cerita Minda, kuy kita pindh ke wattpad. Kalian bisa download dulu wattpadnya di android kalian masing-masing. terus follow minda di link yang nanti akan disediakan di bawah. Kalau kalian follow minda dan kalian memfavoritkan cerita-cerita Minda, setiap postingan baru akan ada notivikasinya. Ditunggu ya kehadiran kalian di wattpad nya Minda. Love you guys :* Ini link nya : https://www.wattpad.com/user/hyoras11

PARADISE LOVE (Chapter 12)

Ghifari ingin pergi kembali ke kantor dan bertemu dengan Arno. Ia merasa bahwa apa yang ia lakukan saat ini salah. Ia ingin memeluk kekasih dan pasangan hidupnya itu. Ia ingin mengecupnya saat ini juga. Tapi bos baru sialannya ini menahannya dengan percakapan yang menyangkut dengan masalah pekerjaan mereka.   “ Laporanmu bagus, kau bekerja dengan baik hari ini “   “ Terima kasih Hye Sung “   “ Hei ayolah, kau kaku sekali. Bisakah kau bersikap biasa saja kepadaku? Seperti layaknya teman? “   “ Maafkan aku “ hanya itu yang bisa Ghifari ucapkan.   “ Jadi sudah berapa lama kau menjalani hubungan itu dengan Arno? “   “ Sudah lama, kami bertemu ketika ia mengawali kuliahnya dulu di Indonesia. Ayahnya adalah teman baik ayahku dulu. Arno sudah tinggal satu rumah bersamaku saat itu. Dari sanalah aku mulai menyukainya dan kami berdua memutuskan untuk menikah ketika kami pindah kesini “   “ Hmmm.. kau bahagia bersamanya? “ Hye Sung terlihat sangat hati-hati ektika menanyakan itu.

PARADISE LOVE (Chapter 11)

Arno sudah membereskan semua peralatan di studio foto. Al dan Marcus sudah turun ke bawah untuk kembali ke meja masing-masing dan melakukan editing foto. Ia melap peluhnya yang mengalir di dahi sembari menghembuskan nafas tanda lelah. Arno keluar dari studio foto dan turun ke lantai satu untuk kembali bersama yang lainnya.           Keadaan kantor sudah mulai sepi, beberapa pegawai mungkin sedang bertugas diluar. Arno melirik ke arah ruangan milik Hye Sung. Mengecek apakah suaminya telah kembali. Namun hatinya mencelus ketika ia mendapati bahwa kantor itu masih kosong. Lalu matanya teralihkan ketika ia melihat ruang makeup dan ganti baju para model. Lampu masih menyala di dalam sana dan pintunya tak tertutup dengan rapat. Ia mempercepat langkahnya untuk menutup dan mematikan lampu. Ia memutar gagang pintunya dan masuk kedalam.           Ketika ia membalikkan tubuhnya matanya menemukan sosok Yun Ho yang kini sedang mengganti baju. Setengah badannya telanjang, tubuhnya yang putih mu

Cuap-Cuap Penulis

Halo semua, maaf saya baru kembali setelah lama sekali menghilang. Blog saya sudah tidak terkontrol beberapa bulan ini. Sebagai gantinya, saya sering update di wattpad nih, soalnya aplikasi itu yang paling enggak bikin ribet buat posting via android. Kemarin sempat ada rencana untuk pindahkan semua cerita ke sana, dan sepertinya memang akan dipindahkan cerita-cerita blog ini disana. Untuk cerita "Winter Sadness" sudah mulai diterbitkan disana, dan ceritanya akan terus dilanjutkan di wattpad sampai akhir. So, di blog ini kayanya gak akan ada lagi lanjutan cerita Winter Sadness. Tapi kalian bisa baca cerita itu sampai akhir nanti di wattpad. Untuk ceritanya Arno dan Ghifari, season satu rencananya akan saya update juga di wattpad. Sedangkan untuk season duanya yang judulnya Paradise Love kayanya masih butuh pertimbangan untuk dipindahkan ke wattpad. Kita lihat saja nanti ya. Untuk kalian semua, yang mau tau kelanjutan kisah si kembar Adrian dan Stefan bisa cek di akun watt

Cuap-Cuap Penulis

Hallo semuanya? apakabarnya nih? Minda balik lagi dengan informasi yang harus kalian catat ya (gak harus dicatat juga sih sebenernya hahahaha) Jadi begini guys, Minda mau kembali aktif jadi penulis di wattpad. Nah maka dari itu, salah satu cerita dari blog ini akan ada yang dipindahkan ke wattpad. Minda mau pindahkan ceritanya Adrian sama Evan ke wattpad. Nanti minda kabari lagi ya masalah ini. Pokoknya tetap semangat untuk kalian semua. Love you guys!! Hug and Love Guruminda

Bunga Latar (Bagian 2)

Gambar
Seperti layaknya lampu jalanan, ia berdiri di tepi jalan dengan bajunya yang rapi. Meskipun ia baru selesai test di perkuliahannya, wajahnya tidak nampak lelah. Bahkan wajahnya tetap cerah seperti biasa. Angin sore yang berhembus membuat bulu di sekujur tubuhnya meremang. Mengingat ia hanya mengenakan kaus dengan lengan pendek dan celana denim pendeknya yang berwarna cokelat.             Al sedang menunggu jemputan dari seseorang. Hari ini ia akan melayani seorang pengusaha muda yang telah menghubunginya beberapa hari yang lalu. Mereka bertegur sapa dalam sebuah aplikasi chatting . Pengusaha itu menawarkan uang yang jumlahnya cukup banyak dan pas untuk menyenangkan hati adik-adiknya yang ingin pergi berlibur. Setengah jam ia menunggu, akhirnya ada sebuah mobil hitam yang berhenti di hadapannya. Kaca jendela mobil itu dibuka, terlihat seorang pria dengan kisaran usia tiga puluh lima tahun duduk di depan setir mobil. Lelaki itu mengenakan kaca mata hitam, mengenakan kemeja berw

Bunga Latar (Bagian 1)

Gambar
Derit suara ranjang yang menggema di seluruh penjuru ruangan kecil ini seolah-olah sudah menjadi lagu pengantar tidur bagiku. Tangan-tangan halus yang menjalar di seluruh bagian tubuhku seperti penyapu debu yang membersihkan lantai. Tubuh-tubuh dengan perut buncit dan penuh bulu bagaikan selimut yang menghangatkanku. Tubuh telanjang para pria paruh baya yang siang hari berdasi dan mengenakan jas itu seolah-olah menganggapku guling yang bisa menghangatkan mereka. Aku pasrah karena ini adalah pekerjaanku. Tanpa mereka uang tidak akan mengalir dan mengairi dompetku. Tanpa mereka hidupku gersang, jauh dari kesejahteraan. Ingin aku mencari pekerjaan lain, namun sulitnya menemukan pekerjaan yang cocok dan gaji yang kecil mengurungkan niatku untuk hengkang dari pekerjaan ini. Aku harus menghidupi ketiga adikku yang masih kecil. Aku harus memberikan mereka uang jajan, uang bayaran sekolah, dan uang makan mereka. Aku juga harus membayar uang kuliahku yang tak murah. Aku Alum, orang-ora