Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2014

KICAUAN ZULFIKAR ^_^

Guys.. gimana ceritanya? semoga kalian puas dengan lanjutan cerita dari kisah cinta Arno yang mungkin sebentar lagi akan berakhir hehehe.. oh iya untuk cerita one shoot Fikar punya beberapa cuma masih setengah jadi. so, belum bisa diposting dulu. oh iya guys, selama jadi penulis di blog ini. Fikar belum pernah ngedapetin komentar sedikitpun tentang cerita fikar disini. Tapi Fikar tau banyak banget silent reader yang baca cerita Fikar. Fikar butuh komentar kalian dalam setiap tulisan Fikar. Komentar dari pembaca semua pasti akan membuat Fikar lebih mengkoreksi lagi cerita Fikar supaya lebih bagus. Jadi kalau bisa setelah membaca cantumkan komentar kalian yaa.. please..  #kedip #imut ^_^ Ya udah, kalau gitu selamat membaca cerita-cerita Fikar yaaa.. maaf juga kalau diceritanya ada banyak penulisan yang salah. Lagi males ngedit banget xixixi... bye.. bye.. nanti Fikar bakal posting cerita selanjutnya. I LOVE YOU GUYS #ciumkaliansemua :*

SIAPA YANG HARUS KUPILIH (CHAPTER 24)

                 Kami masih berjalan mengitari pasar, Ghifari tengah asyik memakan kue basah dibelakang. Tadi dia merengek memintaku untuk membelikan kue kesukaannya. Dia seperti anak kecil, entah kenapa hari ini dia sangat manja padaku. “ No, gue cape nih. Istirahat dulu yuk “ Sudah kesekian kalinya dia mengucaapkan ini. Ia terus mengeluh lelah padaku, namun aku tak menggubris keluhannya.                 Jam kini telah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Kami baru saja membeli cabai rawit dan tomat untuk dijadikan sambal, dan itu merupakan daftar terakhir dalam belanjaanku hari ini. Kami kembali keluar dari pasar untuk segera mengolah bahan-bahan ini menjadi makanan yang lezat. Namun, langkahku terhenti ketika aku melewati pedagang hewan peliharaan dipasar itu. Aku melihat seekor kucing gemuk berwarna coklat. Lucu sekali. Entah mengapa langkah ini tiba-tiba menghampiri kucing gemuk itu. Aku berjongkok dihadapannya, kucing itu menatapku. Mungkin kucing itu berfikir ‘ siapa peria

SIAPA YANG HARUS KUPILIH ( CHAPTER 23 )

Jam menunjukkan pukul sembilan malam, namun Arno masih tetap belum ditemukan. Ghifari sudah putus asa, ia juga menangis. Ia takut tak bisa menemukan Arno ditengah hutan ini. Ia takut Arno terluka atau diterkam binatang buas. Namun kesedihan dan ke khawatirannya pupus sudah ketika ia melihat asap yang mengepul dari kejauhan. Ia berlari menuju asap itu dan berharap menemukan orang yang dicintainya.                 Disisi lain, Arno sedang menghangatkan tubuhnya di sebuah perapian yang ia buat sendiri. Untung saja dulu ia pernah mengikuti kegiatan pramuka disekolahnya. Jadi ia tau bagaimana cara menyalakan api tanpa menggunakan korek api ataupun bensin. Tubuhnya saat ini sangat mengigil. Ia kedinginan hebat, suhu dihutan ini mungkin sama dengan suhu musim gugur di Jepang. Ia menggosokan tangannya untuk menghangatkan diri.                 Kegiatannya terhenti saat ando mendengar kebisingan dibalik semak belukar di hadapannya. Tiba-tiba andrenaline nya meninggi. Jantungnya berdebar de

SIAPA YANG HARUS KUPILIH ( CHAPTER 22 )

DUA TAHUN KEMUDIAN                 Buku materi terakhir ini akhirnya telah dilahap habis oleh tasku. Ku tutup mulut tasku dengan zipper warna hitamnya. Ini adalah semester keenam aku kuliah disini. Tahun depan mungkin aku akan menyelesaikan kuliahku.                 Semenjak pernikahan itu, aku jarang bertemu dengan bang Wingky. Kini ia telah tinggal sendiri bersama kakaku disebuah rumah besar tentunya. Jika Bang Wingky dan Mba Lia kesini pasti aku selalu sedang tak ada dirumah.                 Akhir-akhir ini aku memang sibuk dengan pekerjaan baruku. Kemarin perusahaan penerbit buku meminta novel hasil karyaku untuk diterbitkan. Akhirnya satu novel telah diterbitkan, banyak komentar positif yang diberikan oleh para pembaca novel karyaku.                 Saat ini aku sedang menyusun novel keduaku. Di novel keduaku ini aku menceritaka khayalan kisah cintaku. Ya, aku berkhayal tentang kisah cintaku bersama Ghifari. Kalian tahu? Walaupun kami telah bersama-sama selama tiga tahun

SIAPA YANG HARUS KUPILIH (CHAPTER 21)

Aku menghirup udara segar pedesaan kampungku. Akhirnya setelah beberapa bulan hidup dikota metropolitan aku bisa kembali ke desaku yang terpencil dan jauh dari keramaian kota. Saat ini aku sedang berjalan di tengah-tengah pematang sawah yang terhampar luas. Kabut masih menghiasi alam desaku ini karena waktu masih menunjukkan pukul enam tigapuluh. Para petanipun baru keluar dari rumahnya untuk mencari nafkah dengan cara mengurus padi-padi yang mulai menguning. Aku datang dengan baju tanpa lengan pemberian Ghifari dengan blue jeans milikku. Ransel yang berisikan bajuku kubawa dengan enteng. Beberapa penduduk desa terlihat bingung denganku. Aku hanya memberikan senyum ramah pada mereka. “ Ini teh Arno tea? Adduuhh.. pangling pisan. Sekarang mah jadi tambah cakep “ kata seorang ibu-ibu. Aku lupa siapa namanya. Aku hanya mengangguk sambil melanjutkan berjalan. Hingga tibalah aku didepan rumah yang sederhana. Rumah yang menemani masa kecilku dulu. Kulihat ibu sedang menyiapkan warung