Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2013

Cinta Segi Empat ( Chapter 12 )

SUDUT PANDANG GHIFARI Mataku terbelalak melihat Arno tergeletak di hadapanku dengan bercucuran darah dari kepalanya. Ia memejamkan matanya. Saat ku lihat, Zain sedang memegang pecahan botol. Sialan! Aku berlari ke arahnya dan kuberikan satu pukulan di wajahnya.                 Ku pukul mantan pacarku ini dengan membabi buta. Aku tak perduli kalau nantinya dia akan mati.   “ Kenapa lo lakuin ini BANGSAT!! “ teriakku padanya. Air mataku mengalir..   “ aku gak suka kamu deket sama anak itu! Aku masih cinta kamu Ghif “   “ Diem lo! Kita udah putus. Sekarang jangan ganggu gue sama Arno lagi!! “ Suara sirine polisi terdengar di luar sana, beberapa polisi telah masuk dan menangkap Zain dengan lima temannya. Ku hampiri Arno, lalu aku menggendongnya. Segera ku bawa ia ke rumah sakit dengan keadaan yang masih telanjang. ***** Suara roda brangkar terdengar dengan jelas menggema di lorong rumah sakit yang aku datangi ini. Di atas brangkar itu tergeletak seseorang yang aku sayangi

CINTA SEGI EMPAT ( CHAPTER 11 )

Setibanya di ruangan kak Agam, aku melihat sesosok perempuan dengan rambut panjang sedang menyuapi kak Agam. Siapa dia? Ku dekati mereka berdua. Saat kak Agam melihatku nampaknya ia terkejut dan segera menjauhkan tangan perempuan itu yang hendak menyuapinya kembali. Aku hanya tersenyum lalu menyimpan buah-buahan yang tadi ku beli sebelum ke rumah sakit. Si perempuan menoleh kepadaku. Dahinya berkerut, wanita itu melihatku dengan tajam. Dari kaki hingga kepala tak ada yang luput dari pandangannya.   “ Arno, lo ko gak bilang mau kesini sih? “ tanya Agam yang langsung bangkit dan duduk di kasurnya.   “ Eh iya kak, tadinya sih Arno mau bikin surprise. Tapi ternyata Arno udah ganggu kaka yang lagi pacaran ya “   “ Iya, itu kamu tau! kenapa kamu masih disini? Ganggu kita aja tau gak “ Perempuan itu menyela pembicaraanku dengan kak Agam.   “ Sandra apa-apan sih lo? Kan udah gue bilang kita itu gak pacaran. Siapa juga sih yang mau pacaran sama lo? “   “ sayang.. ko kamu bilang gitu