Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2013

CINTA SEGI EMPAT ( CHAPTERN 7 )

Pagi hari kami semua mulai sibuk merapihkan tenda. Begitu juga denganku, Ghifari, dan Agam. Oh ya, kejadian semalam masih terbayang-bayang di fikiranku. Ghifari memelukku dengan hangat. Ia berbisik di telingaku dengan suara sexsynya, aaahhh...   sungguh momen yang manis sekali malam tadi.   “ Woy Arno! Ngapain lo bengong kaya begitu? Cepetan beresin. Mau lo di tinggal rombongan pulang? “ Bentak Ghifari membuyarkan lamunanku.   “ Eeehhh... iya kak maaf! “ Aku segera melipat-lipat terpal yang di jadikan alas kami tidur malam tadi. @@@@@ Pukul 08:00 kami semua sudah kembali di dalam bus. Ghifari menuntunku dengan erat saat memasuki bus. Dia memilih untuk duduk di kursi paling belakang.   “ Lo harus duduk sama gue! Kita pilih yang dua kursi “ katanya. Kamipun duduk di kursi paling ujung. Di perjalanan pulang, di dalam bus banyak candaan-candaan yang membuatku tertawa renyah. Misalnya saat Agam mempraktekan dirinya sebagai jojon sambil bernyanyi iwak peyek. Celana nya ia sin

Cinta Segi Empat ( Chapter Six )

Aku   sedang terduduk diam di dalam tenda. Rasanya aku masih malu dengan kejadian tadi. Bayangkan saja, di peluk didepan banyak orang yang sedang memperhatikan kita? Mungkin wajahku saat ini masih merah merona. Seseorang membuka tenda, saat ku tengok ternyata itu Ghifari.Dia duduk di sampingku.   “ lo gak kepanasan diem disini? Keluar lagi yok “ Ghifari menarik tanganku seraya berdiri dari tempat duduknya. Ku tepis tangannya dengan cepat.   “ Lo kenapa no? Lagian tadi gue meluk lo gak sengaja kok. Lo jangan ke PD’an deh...! ayo cepetan keluar dari tenda! “ bentaknya padaku.   “ Gak, gak mau! Arno mau disini aja. “ Aku balik membentaknya.   “ Ooohhh.., berani lo ya lawan gue? Keluar kagak atau gue hukum lo untuk ambil kayu bakar? “ Aku meliriknya sejenak. Wajahnya merah padam seperti kepiting rebus. Dia sedang sangat marah sekarang. Tapi.., aku tetap diam dan membuang jauh-jauh pandanganku darinya. Akhirnya karena aku tidak menurutinya, dia menyeret ku keluar seperti men