Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

CINTA SEGI EMPAT ( CHAPTER 16 )

Mba lia masuk ke ruang inapku sambil memebawa beberapa bungkus makanan. Ia sedikit terkejut saat melihat bang Wingky sudah berada disini. Mba lia terlihat malu-malu, tingkahnya menjadi aneh. Wajahnyapun memerah.   “ Lia, ko Cuma berdiri di situ? Kamu abis darimana? Adek kamu ko di tinggal sendiri “ cerca bang Wingky pada kakaku.   “ maaf mas, tadi Lia abis beli makanan dulu. Abisnya lapar, mas sejak kapan ada disini? Sudah lama? “ mba Lia duduk di sofa sambil membuka bungkusan yang isinya gorengan lalu memindahkannya ke dalam piring yang ada di dalam nakas.   “ lumayan lah, itu gorengan? Boleh aku coba gorengannya? “   “ boleh mas, tentu saja.. silahkan “                 Mba Lia memberikan sepiring gorengan ke tangan bang Wingky. Jika di lihat-lihat gorengan itu enak juga. Akupun mengambilnya. Namun, belum sampai tanganku menyentuh gorengan tangan bang Wingky sudah menahan tanganku.   “ kamu mau ngapain euh? Lagi sakit gitu juga. Jangan makan gorengan, abang kan udah beli

CINTA SEGI EMPAT ( CHAPTER 15 )

Di pagi hari selanjutnya, aku merasa lebih baik. Aku mulai bisa menggerakan badanku kembali. Senangnya bisa melihat ibu dan   kakaku berada di sisiku saat ini, dan aku dengar siang ini Pak Joko dengan tante Arni akan kembali kesini.                 Aku fikir ini akan menjadi hari yang paling bahagia yang akan aku alami. Pagi ini aku sudah di perbolehkan menggunakan kursi roda oleh dokter. Saat di beritahu sungguh hatiku senang bukan kepalang. Akhirnya aku bisa merasakan kembali udara segar di luar sana.   “ no, udah siap? Kursi rodanya udah mba bawa ni. “   “ siap dong mba, jadi beneran nih Arno boleh keluar pake kursi roda? “   “ ia lah.., kata dokter keadaan badan kamu udah kembali pulih. Yuk mba anter kamu jalan-jalan ke taman rumah sakit. “                 Kaka terbaikku ini membantu membopong tubuhku untuk bisa duduk di kursi beroda ini. Ia membawaku dengan gembira. Ibu sedang pergi ke rumah om Joko dan tante Arni untuk beristirahat. Tadi bang Wingky mengantar ibuku. O

CINTA SEGI EMPAT ( CHAPTER 14 )

Ghifari kembali bersifaat dingin padaku. Aku heran, apa yang membuat dirinya kembali dingin seperti itu padaku. Lihatlah sekarang, dia sedang tidur di sofa membelakangiku. Aku ingin dia perhatian lagi padaku.                 Aku merasakan tenggorokanku sangat kering. Ku coba meraih gelas minum di meja nakas di sebelah kanan ranjangku ini. Susah payah aku mengambilnya, ku geserkan sedikit gelas itu untuk lebih mendekat ke arahku. Namun bukannya mendekat, gelas itu malah terjatuh kelantai. Otomatis dengan jatuhnya gelas itu, suara bising menggema di ruanganku.                 Ghifari terbangun dengan wajah terkejutnya. Ia segera berlari ke arahku.   “ lo gak kenapa-kenapa kan? “ ia mengelus surai hitamku itu dengan lembut.   “ maaf kalo aku ganggu kaka, aku tadi Cuma mau ambil minum “ aku merasa bersalah, aku tak berani memandang wajahnya. Pasti saat ini dia akan marah padaku.   “ kenapa lo gak bilang sama gue? “ Ghifari mengambil kembali gelas baru dan menuangkan air mineral