Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

Cuap-Cuap Penulis

Selamat malam semuanya.. dimanapun dan apapun yang sedang kalian, aku doakan semoga kalian bahagia malam ini. Ada sesuatu hal yang harus aku sampaikan kepada kalian wahai para pembaca setia yang kucintai. Maafkan aku karena aku belum bisa memposting cerbung ke episode selanjutnya. Aktivitas menulis cerbung itu selalu terganggu dengan kegiatan yang akan dihadapi. Jadi buat para fans nya Arno <3 Ghifari, Chandra <3 Kent, dan juga Adrian <3 Evan harap sedikit bersabar ya.. Aku pasti akan kembali membawa mereka kepada kalian semua. Selainn itu ada hal yang sepertinya tak penting bagi kalian, namun aku ingin menyampaikannya. Mulai sekarang nama Mr.Jones sudah menghilang, digantikan dengan Guruminda. Jadi kalian bisa panggil aku Guruminda hahahaha... Hanya ingin mengganti suasana dengan nama baru, dan sepertinya nama Mr.Jones membawa malapetaka yang besar. Nama itu selalu membuat diriku menyendiri alias jomblo hahahaha (hiraukan saja curhatanku). Jadi, mulailah panggil aku de

PERFECT! (One shoot)

Gambar
Kelap-kelip lampu di jalanan kota tak kalah cantiknya dengan kelap-kelip bintang di langit malam kota Washington DC. Kota dimana semua sejarah Negeri Paman Sam mendekam ini begitu indah dengan lampu-lampunya yang berpijar terang. Jika kalian tinggal di sebuah apartemen yang berada di lantai lima atau enam, kalian bisa menikmatinya secara langsung.             Seperti yang dilakukan Christopher saat ini. Dengan tubuh semampainya ia berdiri di depan jendela kaca menghadap ke jalanan kota yang menawan. Matanya yang memukau menatap setiap sudut kota di hadapannya. Meneliti setiap laju mobil yang perlahan-lahan mulai bergantian setiap waktunya. Ia menutup kembali tirai jendelanya. Berjalan melintasi apartemen mewahnya yang ia sewa dua tahun yang lalu. Menuju tempat yang ia sukai. Tempat dimana ia sering mengoreksi dirinya sendiri.             Ia menyalakan showernya, air hangat keluar begitu saja. Mengepulkan asap yang membuat kaca menjadi berembun. Chrsitopher membuka semua baju

Mr.Cinderella (Bagian 3)

Gambar
Bus yang kunaiki mulai memasuki lingkungan hutan. Di kanan kiri jalan aku hanya melihat pepohonan rindang dan rumput hijau. Daun-daunnya basah bermandikan embun, menambah suasana alam semakin segar. Matahari yang baru saja muncul memancarkan sinar emasnya ke segala penjuru hutan. Sinarnya itu masuk diantara celah-celah ranting pohon yang ditinggali oleh burung-burung kecil yang bercicit menyanyikan sebuah lagu. Aku sangat suka dengan suasana seperti ini. Sejak kecil ayah dan ibuku selalu mengajakku pergi bertamasya ke alam terbuka seperti ini. Mereka mengajarkanku berbagai jenis hewan yang ditemukan di hutan. Mereka juga mengajarkan nama-nama tumbuhan. Membantuku memilah mana tumbuhan yang bisa dimakan dan mana yang bisa dijadikan obat.             Berbicara tentang orangtuaku, tadi pagi ayahku sudah membicarakan masalah perceraian pada ibuku. Ayah menjelaskan semuanya bahkan ayahpun menunjukan hasil video dari cctv tersembunyinya. Ibu dan kedua kakak tiriku terkejut dengan vi

Mr.Cinderella (Bagian2)

Gambar
Hujan turun dengan deras ketika aku meletakkan vas bunga di atas meja guru. Akhirnya selesai sudah pekerjaanku bertugas menjadi regu piket. Sebenarnya menurutku ini tak pantas disebut regu piket, karena aku bekerja sendirian. Ya tadi memang ada Amel yang membantuku, meskipun hanya menggeser-geserkan kursi saja untuk menjadi rapi kembali.             Hari ini ayahku pulang, aku sudah tak sabar untuk datang ke rumah dan memeluknya erat. Rasanya sudah lama sekali aku tak bertatap muka dengan pahlawanku itu. Aku berjalan menuruni anak tangga sambil mengubrak-abrik isi tas ku. Mencari payung kecil yang selalu aku bawa. Payung satu-satunya pemberian dari ibuku. Sedari dulu aku tak suka dengan hujan. Menurutku hujan selalu membawa kesedihan. Jujur saja, ketika hati kalaian sedang galau dan turun hujan maka kegalauan kalian akan semakin bertambah kan? Jangan berbohong padaku, karena aku tahu itu.             Setelah mendapatkannya, aku segera membukanya. Namun pergerakan tanganku te