Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

WINTER SADNESS ( CHAPTER TWO )

          Pagi itu langit terlihat cerah, matahari yang kemarin menyembunyikan dirinya dibalik awan kini telah menampakkan dirinya pada dunia. Memberikan sedikit kehangatan dimusim dingin yang sebentar lagi akan menghilang ini. Aku bangun dengan semangat pagi yang baru, hari ini adalah hari pertama aku belajar di universitas. Sesudah sarapan dengan Stefan kami berdua berangkat bersama menuju kampus dengan mobil pribadi yang ayah berikan untuk Stefan sebagai hadiah ulang tahunnya. Sepanjang perjalaanan tak ada yang kami bicarakan . Universitasku ini memiliki gedung yang tinggi dan besar. Memiliki taman luas tempat semua mahasiswa hang out  melepas penat mereka setelah mengikuti kelas belajar mereka. “ kau turun dulu, aku akan pergi untuk membeli sesuatu. “ Aku mengangguk mematuhi perintah Stefan. Saat aku keluar dari mobil, banyak orang yang menatapku dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Saat aku berjalan memasuki koridor untuk mencari kelas pertamaku, semua orang memandangku

WINTER SADNESS (CHAPTER ONE)

HAI! FIKAR DATANG DENGAN CERITA BARU NIH GUYS. SEMOGA KALIAN SUKA DENGAN CERITA BARUNYA. SELAMAT MEMBACA.. ***** Butiran salju turun dengan indah malam ini. Udara dingin telah terasa semenjak tiga minggu yang lalu. Kulihat di balik jendela semua jalanan di depan rumahku diselimuti oleh es. Gundukan es itu membuat beberapa orang enggan untuk melakukan aktivitas seperti biasanya. Namun berbeda denganku. Aku begitu menyukai musim salju. Menurutku salju itu sangat menyenangkan. Apalagi untuk orang yang selalu kesepian sepertiku. Namaku Adrian Miller, usiaku baru saja menginjak tujuh belas tahun bulan lalu. Aku terlahir dari keluarga Miller. Keluargaku cukup kaya, ayahku pemegang perusahaan terbesar di kota. Ibuku juga seorang dokter gigi.             Aku memiliki saudara kembar, namnya Stefan Miller. Meskipun kami kembar, namun kami sangat berbeda seratus delapan puluh derajat. Mungkin wajah kami mirip, namun kakaku lebih sempurna dariku. Stefan memiliki kecerdasan di atas rata-ra

FAKTA DIBALIK PEMBUATAN CERITA " SIAPA YANG HARUS AKU PILIH "

Hai guysss!! Gimana nih setelah kalian membaca akhir cerita “ Siapa yang harus aku pilih “ suka atau enggak? Hehehehehehehe….  Maaf ya kalau misalkan endingnya kurang berkenan di hati kalian. Oh iya kali ini Fikar akan kasih tau kalian rasahasia dan fakta dibalik pembuatan cerita ini. Let’s check it out guys..!! 1.      Cerita ini terinspirasi dari cerita yang judulnya aku juga lupa hehehehe.. pokoknya cerita itu tuh ada di blognya kak Tommy sama kak Zacky. Aku suka banget sama cerita itu sampe terus kebayang-bayang akhirnya aku buat cerita “Siapa yang harus aku pilih ” ini. Tapi alur ceritanya beda banget ko sma cerita yang di blognya kak Tommy sama kak Zacky. 2.     Awalnya cerita ini judulnya mau “ Kisah Cintaku “ tapi diganti jadi “ Cinta Segi Empat “ berkat saran dari salah satu sahabat aku. Tapi akhirnya diganti lagi jadi “ Siapa yang harus aku pilih “ untuk menyesuaikan dengan ceritanya. 3.     Awalnya tokoh ‘Arno Dyani’ namanya ‘Alam Syahreza’. 4.     Nama Arno Dyani a

SIAPA YANG HARUS AKU PILIH (LAST CHAPTER)

Hari yang baru dan cerita yang baru bagi kehidupan Arno. Pagi ini cuaca sedikit tidak mendukung.  Sejak jam lima tadi Arno sudah terbangun dari tidurnya, namun tubuhnya enggan untuk beranjak dari kamar karena rintiknya hujan yang begitu rapat dan hawa dingin yang ia rasakan. Kini jam telah bergulir menunjukkan pukul tujuh pagi, tetapi hujan masih saja turun dari langit. Suara pintu terbuka mengejutkan Arno yang sedang melamun melihat pemandangan jalan dibalik jendela. Sosok Ghifari datang dengan celana pendek dan tubuh telanjang namun diselimuti kain tebal miliknya. Ia nyengir melihat Arno yang masih terkejut karena kedatangannya. “ hayo lagi ngelamunin apa? “ “ ish.. enggak kak, Arno lagi seru aja ngeliat jalanan “ “ boleh gue numpang tidur disini? “ “ numpang tidur? Baru aja kaka bangun.. “ “ yaelah kagak apa-apa, lagian masih pagi banget. Ujan pula, boleh ya? Tidur di kamar gue dingin baget kali aja di sini anget “                 Tanpa meminta persetujuan dari Arno,