Hujan Di Ujung Senja Part 4 (Greenwich Park)



Angin berhembus semakin kencang, aku masih saja berada di jalanan. Melangkahkan kaki menuju apartemenku. Jujur aku masih tidak percaya dengan kejadian yang baru saja aku alami. Angelo, pria itu mengejutkanku. Dia menciumku tanpa berkata apapun sebelumnya. Sungguh sangat gila, ini pengalaman pertamaku dicium seseorang yang sama sekali belum pernah aku kenal.
            Jalanan masih basah bekas hujan, mobil-mobil mulai jarang yang berlalu. Di trotoar yang besar inipun hanya aku saja yang masih berjalan di bawah langit malam. Di ujung jalan sana aku melihat seseorang berdiri di depan gedung apartemen ku. Sosok pria sambil membawa bungkusan entah berisi apa. Ketika langkahku semakin dekat ternyata dia Roan.
  “ Hei, sedang apa kau disini? “
  “ Ah aku sedang menunggumu pulang. Aku ingin memberikan kue ini sebagai ucapan terimakasih karena kau telah menolongku. “
  “ kue? Terima kasih, padahal tak usah repot-repot. “
  “ tak apa, semoga kau suka dengan kuenya. “
Aku mengambil bungkusan berisikan kue itu dari tangannya. Lalu aku mengajaknya masuk karena malam semakin dingin. Ia menggantungkan mantelnya dibalik pintu apartemenku. Menggosokkan jemarinya yang kedinginan, lalu ia duduk di sofa sambil melihat keseluruh penjuru ruangan.
Aku ke dapur, menyiapkan dua gelas kopi untuk kami berdua. Ia mengucapkan terima kasih ketika secangkir kopi sudah ia terima.
  “ Kau bekerja di toko kue sekarang? “
  “Ya, hari ini aku mendapat pekerjaan baru. Aku ingin meninggalkan pekerjaan lamaku.”
  “ Bagus kalau begitu, semoga kau betah dengan pekerjaan barumu “
  “ ya, terimakasih “
Keheningan mulai melanda kami berdua. Aku bingung harus mengambil topik apa untuk kami bicarakan. Roan hanya menundukan kepalanya, ia tak berani menatapku.
  “ Ini sudah malam, aku pamit pergi tuan “
  “ pergi kemana? Kenapa kau tidak menginap di apartemenku saja malam ini? “
  “ ah sebaiknya aku pergi tuan, aku telah menyewa rumah kecil di dekat toko kue tempatku bekerja. Rasanya tidak enak jika harus merepotkanmu. “
  “ ya sudah kalau begitu, hati-hati Roan. Kapan-kapan kau bisa mengunjungiku lagi jika kau mau. Jangan panggil aku tuan, panggil saja aku Chandra “
  “ ya Chandra, terima kasih untuk kopinya. Ini sangat enak, aku pergi dulu “
Ia mengambil kembali mantel yang digantungkan sebelumnya.
  “ Sampai jumpa “
Aku melambaikan tangan dan memberikan senyum padanya.
*****
            Keesokan harinya aku terbangun dengan punggung yang sedikit sakit. Setelah perbincangan malam bersama Roan aku tertidur di sofa. Bisingnya jalanan kota kembali terdengar di telingaku. Aku meregangkan otot-otot tubuhku, lalu tiba-tiba ponselku berdering.
Kau pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal padaku?
Dasar tamu tak tau diuntung, selesai kuliah aku tunggu kau
Di Greenwich Park hari ini. Kita makan siang bersama disana.

                                                                        Kent
Yeah! Aku akan kembali bertemu dengannya hari ini. Semoga hari ini menyenangkan.

Author P.O.V

            Awan terlihat sangat indah hari ini, sinar mataharipun tak begitu menyengat. Keadaan Greenwich Park siang hari ini begitu ramai dengan pengunjung. Hamparan rumput hijau diisi oleh orang-orang yang ingin menikmati hari ini.  Chandra sedang berkutat dengan bukunya, ia sedang menyelesaikan tugas kuliahnya sambil menunggu Kent yang sebentar lagi akan datang.
Selama kuliah tadi, Chandra tidak bisa berkonsentrasi dengan baik. Kent selalu ada didalam bayangannya.
            Chandra menutup bukunya, membuka kacamata bacanya dan berbaring di atas rumput hijau yang segar. Memandang langit biru dengan awan-awan kecil. Ia kembali mengembangkan senyumnya. Ia mengacungkan tangan, dengan telunjuknya ia menuliskan sebuah nama di langin.
  “ Kau menulis namaku? “
            Chandra menengok, dan disana Kent sedang berbaring sambil memandang langit juga.
  “ kau? Kapan kau disini? “
  “ Ketika kau menulis namaku, aku sudah ada di sampingmu? Memangnya kau tidak mendengar langkah kakiku? “
  “ tidak, langkahmu terlalu halus seperti wanita Kent “
Mereka tertawa bersama.
  “ Ayo bangun, kita makan siang. Aku sudah lapar “
Kent menepuk Chandra yang masih berbaring. Di hadapannya kini ada keranjang berisikan sandwich buatan Kent.
  “ aku membuatnya tadi pagi, jadi maaf kalau keadaanya kurang enak dipandang mata “
Kent menyimpan satu potong sandwich di atas piring kertas, Chandra menerimanya dengan senang hati.
  “ sepertinya ini enak “
  “ coba saja, ayoo.. “
Kent memandang Chandra yang kini sedang melahap sandwich buatannya. Chandra mengunyahnya dengan mulut yang membusung. Ia memejamkan mata.
  “ bagaimana? Apakah rasanya enak? “
  “ eemmm... “
Chandra bergumam sambil terus mengunyah sandwich di dalam mulutnya. Dengan perlahan ia menelan sandwich itu.
  “ ini sandwich paling enak yang pernah aku makan “
  “ benarkah? “
Chandra menganggukkan kepala sambil mengunyah kembali sandwichnya.
  “ Syukurlah kalau kau suka, masih banyak sandwichnya. Kau bisa mengambilnya lagi jika kau mau “
Mereka berdua makan siang bersama hari itu. Baik Chandra maupun Kent, keduanya senang bisa bersamaan siang ini. Mereka merasa masa lalu seperti terulang kembali. Kebersamaan dan kebahagiaan mereka dulu seperti kembali bersemi hari ini.



MAAF BILA ADA KESAMAAN NAMA, TOKOH, TEMPAT, ATAUPUN KEJADIAN YANG PERNAH DIALAMI PARA PEMBACA. CERITA INI HANYALAH KARANGAN FIKTIF BELAKA. HARAP MAKLUM APABILA ADA KESALAHAN DALAM PENULISAN (TYPO)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CINTA SEGI EMPAT ( CHAPTER 15 )

I JUST LOVE YOU ( TWO SHOOT )

KARAM (Kama & Rama) #Bagian1