SIAPA YANG HARUS AKU PILIH (LAST CHAPTER)

Hari yang baru dan cerita yang baru bagi kehidupan Arno. Pagi ini cuaca sedikit tidak mendukung.  Sejak jam lima tadi Arno sudah terbangun dari tidurnya, namun tubuhnya enggan untuk beranjak dari kamar karena rintiknya hujan yang begitu rapat dan hawa dingin yang ia rasakan. Kini jam telah bergulir menunjukkan pukul tujuh pagi, tetapi hujan masih saja turun dari langit. Suara pintu terbuka mengejutkan Arno yang sedang melamun melihat pemandangan jalan dibalik jendela.
Sosok Ghifari datang dengan celana pendek dan tubuh telanjang namun diselimuti kain tebal miliknya. Ia nyengir melihat Arno yang masih terkejut karena kedatangannya.
“ hayo lagi ngelamunin apa? “
“ ish.. enggak kak, Arno lagi seru aja ngeliat jalanan “
“ boleh gue numpang tidur disini? “
“ numpang tidur? Baru aja kaka bangun.. “
“ yaelah kagak apa-apa, lagian masih pagi banget. Ujan pula, boleh ya? Tidur di kamar gue dingin baget kali aja di sini anget “
                Tanpa meminta persetujuan dari Arno, Ghifari langsung saja melompat ke kasur dan menggulungkan dirinya di balik selimut. Arno yang sedang menyandarkan tubuhnya dikepala ranjang hanya memandang aneh pada Ghifari yang langsung tertidur.
“ lo kagak mau tidur lagi? Sini tidur sama gue no “
Ghifari berceloteh dengan mata yang tertutup.
  “ enggak “
Jawab Arno dengan simple. Tapi dengan kuat Ghifari menarik lengan Arno hingga tubuh Arno terjatuh di atasnya. Dia memeluk Arno dengan erat, menghantarkan panas tubuh untuk menghangatkan dirinya. Ghifari mendesah ketika Arno menggerakan tubuhnya persis di atas alat vitalnya. Arno semakin mengernyitkan dahinya.
  “ eemmmhhh.. no mending lo cepet turun deh. Tidurnya samping gue aja “
                Karena takut terjadi sesuatu, Arno segera turun dari tubuh Ghifari lalu berbaring di sampingnya. Matanya kini tertuju pada langit-langit kamarnya. Mengalihkan perhatian dari wajah Ghifari yang semakin hari semakin tampan dan membuat dirinya terpesona. Telinganya tak bisa menghindari hembusan nafas Ghifari yang lembut. Tiba-tiba ia merasakan lengan Ghifari dengan perlahan memeluk pinggangnya. Sentuhan kulit mulus Ghifari kembali ia rasakan. Kali ini ia tak bisa berkutik, hembusan nafas Ghifari yang lembut semakin ia rasakan di balik telinganya. Ghifari terus membawa Arno dalam pelukan eratnya.
“ gue mohon lo jangan gerak, gue kedinginan. Kalo lo gerak sekali aja, gue jitak lo no “
Tak ada jawaban, hanya anggukan kepala. Pipi itu kini semakin memerah. Bukan karena marah namun karena rasa tersanjung dan malu yang Arno rasakan. Selama beberapa menit mereka dalam posisi seperti itu. Hujan pagi ini menjadi saksi cinta bisu mereka. Dada Ghifari semakin berdegup dengan kencang diiringi perasaan bahagia.
“ kalo misalkan lo keterima buat scholarship nanti, lo bakalan tetep pergi ke Inggris no? “
“ eee.. iiyya pasti lah kak. Emangnya kenapa? “
“ gak kenapa-napa sih, yakin lo bakalan pergi? “
“ Arno yakin seratus persen kak. Sekolah di luar negeri kan emang keinginan Arno dari dulu. Dari zaman SMP, Arno pengen ngerasain gimana hidup di dunia baru yang bener-bener asing. Selain itu Arno juga pengen ngerasain gimana rasanya musim gugur, musim semi, apalagi musim salju. “
Ghifari kembali menghembuskan nafasnya yang lagi-lagi membuat Arno bergidik geli.
“ terus kalo lo keterima, sebelum pergi ke Inggris lo mau apa? “
“ Arno gak mau apa-apa “
“ terus, orang yang bakal lo kangenin siapa no? “
  “ yang pasti Arno bakal kangen sama Mba Lia. Dia kan satu-satunya keluarga yang Arno punya “
Sebuah sentilan halus mendarat di telinga Arno. Ia membalikan tubuhnya dan memencet hidung Ghifari.
“ kenapa kaka sentil Arno? “
“ ya elo ngomong seenak jidat. Lo bilang lo Cuma punya mba Lia? Lah gue lo anggap apa eum? Selama ini lo anggap gue orang lain euh? “
“ yaakk!! Enggak lah kak, gimana sih “
Dengan gemas Arno mencubit pipi Ghifari.
“ selain mba Lia, ada lagi gak yang lo kangenin kalau lo tinggal di Inggris? “
                Arno terdiam sejenak, matanya yang tadi memandang wajah Ghifari kini menjauh, memandang lurus padda langit-langit kamarnya lagi. Ghifari yang penasaran bangkit dan memandang wajah Arno.
“ ko wajah lo jadi merah gitu No “
Arno kelabakan, menepuk pipinya sambil memanyunkan bibirnya.
“ aahh.. enggak ko. Siapa coba yang wajahnya merah. Kaka salah liat tuh. “
“ Jadi siapa yang bakal lo kangenin selain mba Lia? Om Wingky? Khansa? Atau jangan-jangan lo bakalan kangen sama si Agam?  “
“ isshhh… apaan sih “
Arno duduk dan menyandarkan punggungnya di kepala ranjang.
“ Emmm.. mungkin Arno juga bakalan kangen kak Ghifari. Soalnya selama ini yang suka nemenin Arno kan kak Ghifari “
Ghifari tersenyum tipis. Ia bersorak dalam hatinya.
“ ah udah ah kak, Arno laper mau turun ke bawah bikin sarapan. Kaka mau sarapan apa pagi ini? “
“ apa aja deh terserah lo. Tapi yang enak ya no “
Arno mengacungkan jempolnya.
.
.
.
SUDUT PANDANG ARNO
                Hujan sudah reda sejak jam sepuluh tadi. Saat ini aku sedang menemani Ghifari berolahraga di sebuah GYM yang sudah biasa ia kunjungi. Awalnya aku ingin diam di rumah karena banyak tugas yang harus aku kerjakan. Tapi si Mr. BlackPanda itu memaksaku untuk mengikutinya.
Saat ini aku sedang duduk santai di dalam Gym sambil memperhatikan lekat-lekat Ghifari  yang sedang mengangkat beban dengan alat yang entah apa namanya. Semua orang yang lalu lalang di hadapanku sedari memperhatikanku. Entah apa yang mereka perhatikan, mungkin mereka memandangku aneh karena aku berpakaian serba panjang. Celana blue jeans dengan sweater oranye membalut tubuhku saat ini. Ya memang sih pakaian ini tak cocok untuk orang yang datang ke tempat seperti ini, tapi tujuanku kesinikan bukan untuk berolahraga. Hanya menemani Ghifari saja.
                Peluh-peluh sudah membanjiri tubuh Ghifari saat ini. Sudah hampir satu jam setengah ia mencoba beberapa alat disini. Baju ketat yang ia kenakan kini sudah basah kuyup. Selesai mengangkat beban seberat dua puluh kilogram itu ia menghampiriku sambil mengelap keringat di wajahnya. Ia melempar handuk basah itu di sampingku. Di hadapanku dia membuka bajunya yang basah. Otot tubuhnya menonjol memelototiku. Abs yang terbentuk dengan sempurna semakin indah dengan basahnya keringat yang begitu banyak. Otot dadanya yang besar membuatku sedikit malu untuk melihatnya.
“ kenapa lo? Pasti kagum ya ngeliatin otot gue “
Aku hanya mendengus kesal padanya. Kebiasaan buruk darinya tak pernah hilang, selalu menggodaku ketika keadaanku sedan tersipu malu karenanya.
                Seseorang menghampiri kami. Dua pria sipit yang sama-sama bertelanjang dada melambaikan tangannya pada Ghifari. Mereka bertiga saling berpelukan dan bercengkrama satu sama lain. Sampai akhrinya pria dengan rambut pirang melirik ke arahku. Ia menepuk pundak temannya yang sedang berbicara dengan Ghifari.
“ ehh.. gila lo Ghif, dapetin cowok imut bin cantik begini. Kenala dimana lo? “
Aku memandang mereka dengan aneh. Ekspresi wajah Ghifari gelagapan dan ketakutan saat temannya bertanya seperti itu.
“ apaan sih lo. Dia sodara gue “
“ sodara? Sejak kapan lo punya sodara Ghif. Bukannya lo anak tunggal? “
“ ah lo kepo, dia sodara jauh gue. “
Pria berambut pirang itu menghampiriku dan mengulurkannya.
“ gue Kevin, nama lo siapa? “
Aku menjabat tangannya yang basah karena keringat sambil memperkenalkan diri.
“ Arno, salam kenal “
“ Gila! Tangan lo halus banget. Ghif, ini uke yang sempurna banget! “ celetuk si pria berambut pirang.
Pria yang disebelahnya pun memperkenalkan dirinya padaku. Pria dengan rambut hitam legam ini bernama Widi. Mereka berdua ternyata teman GYM Ghifari disini. Selama aku berada didekat mereka  aku merasa bosan dengan pujian mereka yang menyebutku dengan sebutan ‘uke sempurna’. Apa sih yang mereka maksud? Dan siapa uke? Jenis manusia seperti apa itu?
                Setelah menunggu lama Ghifari dan teman-temannya berganti baju, tepat pukul tiga sore aku kembali ke rumah bersama Ghifari.
*****
SUDUT PANDANG PENULIS
                Keesokan harinya adalah hari yang begitu Arno tunggu. Hari dimana pengumuman hasil test diumumkan. Arno sudah bangun pukul lima pagi tadi. Menyiapkan segalanya termasuk sarapan pagi untuk dirinya dan Ghifari.  Ghifari juga hari ini bangun lebih awal karena ia memiliki urusan di kampus. Mereka berangkat bersama pagi itu. Sesampainya di kampus, Arno segera mengecek madding kampusnya. Tapi madding masih kosong, mungkin siang nanti baru pengumuman hasil test akan diumumkan.
                Kebetulan hari ini Arno memiliki kelas, sambil menunggu pengumumannya ia belajar. Selama pelajaran berlangsung ia tak bisa fokus, fikirannya masih tertuju pada hasil test nya. Hingga akhirnya  pelajaran telah selesai. Dengan terbirit-birit Arno berlari menuju madding. Disana sudah banyak siswa yang berkumpul. Pengumuman sudah di publikasikan!
Dengan hati yang begitu menggebu, Arno mendekati madding. Ia menyered orang-orang yang menghalangi jalannya. Sebuah kertas tertempel dengan rapi menunjukkan deretan nama orang-orang yang mengikuti test berdasarkan ranking. Arno mencari namanya dengan teliti hingga ia menemukan namanya di peringkat ketiga.
                Tiba-tiba hatinya merasa putus asa. Pengumuman pertama  mengatakan hanya dua orang yang mendapatkan tiket untuk pindah kuliah di Inggris. Itu artinya hanya untuk orang di posisi pertama dan kedua. Arno gagal mendapatkan tiket scholarship untuk kuliah di Inggris.
Ia keluar dari kerumunan orang. Duduk di bangku lalu menutup wajahnya yang kini sudah dibasahi oleh air mata kekecewaan. Ghifari yang baru saja selesai dengan urusannya segera menuju madding.  Setelah melihat pengumuman, disana ia mendapati Arno yang sedang duduk sendiri menangis.
“ lo kenapa? Gimana hasil pengumumannya? “
Taka da jawaban, hanya isak tangis yang didengar Ghifari. Ia merangkul Arno dengan pelan.
“ Arno gagal kak… Arno ada diperingkat ke tiga. Arno gagal dapetin tiket beasiswa itu kak “
Ghifari terkikik geli, lalu ia tertawa kencang sekali. Membuat beberapa orang yang ada di sekitarnya memandangnya. Arno yang kesal segera menonjok lengan Ghifari lalu berlari.
“ kak Ghifari jahat banget si! “
“ eh Arno jangan lari dulu! “
Arno berhenti lalu membalikan tubuhnya.
“ gue mau Tanya sama lo, apa masalahnya lo di peringkat tiga? Lo gak liat pengumummannya bener-bener sih. Coba lo liat lagi deh pengumumannya, dengan seksama “
Arno diam, hanya memandang Ghifari dengan tatapan aneh. Ghifari menghampirinya dan menarik Arno menuju madding. Kerumunan orangnya tak terlalu banyak sekarang. Ghifari menunjuk tulisan paling bawah yang ditulis dengan tulisan tebal.
“ LIMA ORANG SISWA DENGAN PERINGKAT TERATAS BERHAK MENDAPATKAN TIKET SCHOLARSHIP KULIAH DI INGGRIS. SELAMAT UNTUK LIMA ORANG YANG TERPILIH. GOOD JOB! “
Mata Arno membulat. Ghifari tersenyum dengan merangkul Arno.
“ congratulation! Lo orang ketiga yang berhak mendapatkan tiket scholarship ke-Inggris. Dua bulan yang akan datang lo pergi kesana dan ngelanjutin kuliah disana. Prepare your self No! sekali lagi congratulation, gue bangga sama lo “
              Air mata Arno kembali turun, namun kali ini air mata bahagia. Dua bulan lagi ia akan pergi ke Inggris dan mengapai cita-cita nya. Namun dibalik itu semua, Ghifari harus menerima kenyataan bahwa sebentar lagi Arno akan meninggalkannya.
*****
DUA BULAN KEMUDIAN
              Waktu berlalu dengan begitu cepat. Tak terasa hari yang dinantikan oleh Arno tiba. Semua orang sudah berkumpul di lantai dasar. Mba Lia, bang Wingky, tante Arni, Om Joko, semuanya sudah berkumpul untuk mengantar Arno ke Bandara. Ya hari ini adalah hari keberangkatan Arno ke Inggris untuk meneruskan kuliahnya, dan di hari special ini ia kehilangan sosok yang special menurutnya. Ghifari pergi ke luar kota untuk mengurus keperluan skripsinya, maka dari itu saat ini tak ada Ghifari di sisi Arno.
Arno menuruni tangga dengan langkah gontai. Sebentar lagi ia akan mencapai impiannya. Senang rasanya, namun kesenangannya tak sempurna tanpa kehadiran Ghifari.
“ udah siap kamu no? ada yang perlu abang bawain? “
“ udah semuanya ada di dalem koper ko bang. Hai putri kecilnya om Arno.. jadi anak yang baik ya selama om gak disini. “
Arno mencubit pipi keponakannya, Alysha namanya. Usianya baru dua bulan. Wajahnya mirip dengan Bang Wingky. Hidung yang mancung dengan lesung pipit yang manis.
“ No, kamu jaga diri baik-baik ya disana. Inget! Kalau lagi free kirim e-mail ke mba atau ke bang Wingky. Jaga kesehatan kamu baik-baik disana “
“ ia mba, Arno bakalan jaga diri baik-baik. “
Tante Arno dan Om Joko menghampiri Arno. Tante Arni memeluk erat Arno lalu mencium pipinya. Om Joko mengusap lembut rambut Arno yang sudah tersisir rapi.
“ jaga diri baik-baik ya no. Tante do’a kan semoga Arno sukses kuliahnya disana. Maaf tante gak bisa nganter kamu hari ini. Tante sama Om ada urusan penting di kantor pagi ini. Ya udah tante sama Om sekalian pamit berangkat kerja. Hati-hati disana ya sayang “
Sekali lagi tante Arni mengecup kening Arno dengan lembut. Om joko menepuk pundak Arno.
“ Kapan kamu pulang lagi ke Indonesia “
“ gak tau om, tapi Arno bakalan cepet selesaikan kuliahnya dengan predikat terbaik supaya bisa balik lagi kesini dan kumpul bareng lagi. “
“ ya udah, Om dan tante pamit dulu. Hati-hati “
.
.
.
              Setelah tante Arni dan Om joko pergi, Arno bersama bang WIngky dan mba Lia pun segera berangkat menuju bandara. Didalam perjalanan Arno terus memikirkan Ghifari. Ia ingin Ghifari berada disisinya sekarang. Paling tidak untuk terakhir kalinya sebelum ia pergi meninggalkannya jauh untuk beberapa tahun kedepan. Arno kembali memandang gantungan beruang putih pemberian Ghifari. Seulas senyum terukir di wajahnya. Foto-foto Ghifari yang ia simpan didalam handphone nya tak lepas dari pandangannya. Sebuah foto terpampang di layar kaca handphonenya. Mereka berdua sedang berfoto lucu didalam foto box.
“ kamu mikirin Ghifari ya no? “
Kata bang Wingky disela-sela menyetirnya.
“ ia bang “
“ dia ko lama banget ngurusin buat skripsinya “
“ Arno juga kurang tau “
“ kenapa gak kamu hubungi aja Ghifari no? kamu telfon atau sms ke “ usul mba Lia.
Arno terdiam, lalu segera mengetikkan kata-kata dalam layar handphone nya.
                Di sisi lain, Ghifari baru saja tiba di rumah. Dengan keadaan baju yang berantakan karena baru sampai ia berlari ke kamar Arno. Namun yang ia dapatkan hanya sebuah ruangan kosong dengan satu ranjang yang sudah dibersihkan dengan rapi.
DAMN! Pasti Arno udah ke Bandara. Aaaarrggghhhhh gue kurang cepet. Sial! “
Umpatnya, lalu ia berlari kembali untuk pergi menyusul Arno ke bandara. Namun langkahnya terhenti ketika dering sms berbunyi.

From : Mr. White Panda
Hai kak!
Aku harap kaka baik-baik aja hari ini. Sekarang Arno udah diperjalanan ke bandara. Do’a kan Arno supaya selamat sampai tujuan ya..
Oh ya kak, ada sesuatu hal yang ingin Arno ucapkan sama kaka. Seharusnya ini Arno ungkapkan waktu kaka masih ada di samping Arno. Arno cinta sama kak Ghifari. Ya, Arno gay dan Arno suka sama kak Ghifari dari awal pertama kita ketemu. Waktu kak Ghifari makan Bakso di terminal nunggu Arno. Maaf Arno baru ngomong sekarang. Arno harap kak Ghifari gak jijik setelah Arno bilang kaya gini. Kaka tau? Kaka itu jadi orang special yang pernah Arno miliki. Kayanya di Inggris nanti Arno juga bakalan lebih kangen sama kaka Ghifari dibanding sama mba Lia hehehe…
Arno mau ucapkan terimakasih sama kak Ghifari karena udah jagain Arno selama ini. Arno harap suatu saat nanti kita bisa ketemu lagi ya..
See you Mr.Black Panda..

Raut wajah gembira begitu terpancar diwajah Ghifari. Dengan cepat dia menyambar kembali helmnya dan mengemudikan mototrnya.
“ gue bakal kejar lo no. Jangan dulu pergi. Gue juga sayang sama lo “
*****
Tiket pesawat sudah Arno gengam. Mba Lia dan Bang Wingky sudah meninggalkannya sendirian. Arno bersama kelima temannya yang pergi ke Inggris sedang menunggu pesawat yang akan ia tumpangi. Berkali-kali Arno melihat ke layar kaca handphone nya. Namun ia tak kunjung juga melihat balasan pesan dari Ghifari ataupun telfon masuk.
“ No, pesawat kita udah mau berangkat. Ayo kita berangkat. Ntar ketinggalan pesawat lagi “
“ iya kalian duluan aja. Nanti gue nyusul “
“ ok, tapi cepetan ya “
Ke-empat temannya berjalan menuju pesawat yang hendak mereka tumpangi. Arno berdiri dan menatap ke kerumunan orang di hadapannya. Berharap ia melihat sesosok orang yang dicintainya. Namun ia segera mengurungkan niatnya untuk menunggu dan berjalan menuju pesawat.
“ Arno tunggu! “
Arno membalikan tubuhnya. Ia melihat Ghifari sedang terengah-engah berlari menghampirinya. Sebuah pelukan erat Arno dapatkan. Ghifari masih terengah-engah.
“ kak Ghifari? Ko bisa? “
“ penjelasannya nanti aja. Ada hal yang lebih penting yang harus gue omongin ke lo no “
“ apa? “
Ghifari menelan ludahnya sambil masih terengah-engah.
“ Gue sayang dan cinta juga sama lo. Lo orang yang udah bikin hati gue jatuh cinta lagi no. Lo juga orang spesial yang pernah gue temuin. Gue cinta sama lo dan gue sayang sama lo “
Ghifari berlutut di hadapan Arno sambil memberikan sebuah boneka panda kecil yang lucu.
So, Mr. White Panda. Would you be my boy friend? “
Arno tersenyum, ia membendung air matanya. Arno sedikit tertawa dan mengangguk. Ghifari segera memeluk Arno, dan ia mencium bibirnya tanpa memperdulikan orang lain.
                Bibir mereka berdua saling menyentuh. Akhirnya cinta bisu yang telah lama mereka pendam kini berbicara. Kisah cinta mereka dimulai hari ini. Cerita-cerita cinta yang baru antara Arno dan Ghifari akan bermunculan seiringnya waktu. Perpisahan ini akan menjadi awal bagi kisah cinta mereka.
Ghifari melepaskan ciuman pertamanya bersama Arno.
“ pesawatnya udah mau berangkat No, lo harus berangkat sekarang. Gue akan tunggu lo disini, Ghifari sayang Arno “
Arno tersenyum manis.

“ Arno juga sayang kak Ghifari.. “
Aro berjalan meninggalkan Ghifari sambil melambaikan tangannya. Arno, pria manis itu kini telah menemukan tambatan hatinya..

TAMAT

MAAF BILA ADA KESAMAAN NAMA, TOKOH, CERITA, ATAUPUN KEJADIAN YANG PERNAH DIALAMI PARA PEMBACA. CERITA INI HANYALAH KARANGAN FIKTIF BELAKA.

Gimana? maaf ya kalau misalkan endingnya kurang berkesan buat kalian semua. Fikar janji deh, cerita-cerita yang selanjutnya akan jauh lebih baik dari ini. Fikar ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua yang terus baca ceritanya Arno ini dari awal sampai sekarang berakhir. Pokoknya terimakasih banyaaakkkkkk...... :*. jangan lupa komentarnya ya? terus juga Fikar masih nyari ide buat cerita baru selanjutnya. Kalau misalkan ada diantara kalian yang punya pengalaman cinta yang ingin dijadikan cerita kirim ke zulfikaralamsyah16@gmail.com ya.. kalau mau curhat juga boleh ke alamat e-mail itu. Atau enggak kalian bisa hubungi Fikar di nomor 085798424622. Fikar akan tanggapi semua cerita kalian, Fikar bisa jadi temen curhatan kalian. Jadi, jangan sungkan untuk bercerita karena dengan membagi kisah itu akan lebih menyenangkan ^_^

oh iya, yang kemaren banyak nanya fb saya. Nih buka link nya https://www.facebook.com/zulfikar.alamsyah.75

Komentar

  1. Saya baru selesai baca cerita ini hari ini dan rasanya kurg panjang deh cerita nya hehehe #ngarep
    abis gmn,msih pengen baca terus kisah cinta arno tp knapa chapter nya ga smpe 30 aja,tanggung bget smpe 27. Saya harap sih bakal ada cerita lanjutan nya dan dibikin season 2 nya #ngareplagi
    I very enjoy reading every chapter of this stories,keep up the good work and create the other incredible stories. ^_^

    BalasHapus
  2. terimakasih sudah membaca ceritanya sampai akhir yaaa....
    hahahahaha... awalnya mau sampai chapter 15 aja loh. maaf deh kalau kurang panjang.
    Sequelnya nanti dibuat ko tenang aja, sekarang lagi proses cerbung baru soalnya

    BalasHapus
  3. berharap bngt ada seoson 2 yah mas berrooohhh :)

    BalasHapus
  4. Sequel cerbungnya sudah mulai saya kerjakan. Ditunggu saja, setelah cerbung Winter Sadness selesai saya akan langsung post cerita cinta Arno sama Ghifari. Sequelnya akan ada banyak kejutan dari hal-hal yang tak terduga.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CINTA SEGI EMPAT ( CHAPTER 15 )

I JUST LOVE YOU ( TWO SHOOT )

KARAM (Kama & Rama) #Bagian1