SIAPA YANG HARUS AKU PILIH ( CHAPTER 19 )
“ Lo seneng gue peluk? “
Kata-kata itu terucap dari bibirnya.
Matanya masih terus membaca cerpenku. Aku gellagapan, mulutku seperti terkunci
untuk menjawab.
Mata
Ghifari masih terus meneliti setiap kata-kata yang tertera di laptopku.
Sesekali ia tersenyum lalu melirik ke arahku. Akhirnya ia menutup laptop itu
dan menympannya di mejaku. Aku masih terduduk di kursi putar sambil memainkan
handphoneku. Salah tingkah. Ya saat ini aku sedang salah tingkah. Ghifari duduk
ditepi ranjangku sambil menatap dengan mata tajamnya. Ia lalu terkekeh geli melihat
bibirku yang sedang manyun. Ia menghampiriku dan menggendongku ala bridal style lalu merebahkanku di tempat
tidur. Ia menaikan selimutku sebatas dada. Ia kunci jendela yang terbuka lalu
mematika lampu kamar dan di ganti dengan menyalakan lampu tidur.
“ sekarang lo harus tidur, besok lo gak ada jadwal kuliah kan? “
Aku mengangguk.
“ besok gue juga gak ada jadwal kuliah. Gue bakal ajak lo jalan-jalan. “
“ kemana? “
“ udah.., pokoknya sekarang lo tidur aja dulu. Good Night “
Dia mengusap kepalaku dengan lembut.
*****
Sang Fajar kini telah
menampakkan kembali dirinya. Daun pohon rambutan yang lebat terdengar
bergesekan dengan dinding kamarku. Pagi ini cuaca lumayan bersahabat. Aku
menghirup udara segar di balik jendelaku.
Seperti
kemarin yang di ucapkan Ghifari hari ini aku akan pergi berlibur untuk melepas
penat. Aku sudah bersiap dengan tas gendongku. Hari ini aku memakai kemeja
panjang yang di gulung sampai sikut dengan celana pendek dan sepatu cats yang
sewarna dengan celanaku.
Setelah
rapi aku menuruni anak tangga untuk menghampiri Ghifari yang sepertinya sudah
menungguku. Ternyata benar saja, ia telah siap dengan bajutanpa lengan warna
hitam yang sering ia gunakan kalau nge-GYM dengan celana jeans biru selutut.
Otot tangannya terlihat dengan jelas saat ini.
Kacamata hitam telah melekat di
wajahnya. Pagi ini Ghifari terlihat lebih fresh dengan rambut barunya. Ia
tersenyum padaku. Lalu entah kenapa tiba-tiba ia berputar beberapa kali.
“ Gimana penampilan gue? Lo suka? “ ia
berkecak pinggang layaknya model catwalk.
Aku hanya
mengangguk menandakan ia. Ghifari merangkulku, kembali aroma cokelat di
badannya menyeruak ke lubang hidungku. Baru saja kami melewati pintu rumah,
bang Wingky menyetopkan langkah kami dengan teriakannya.
“ Tunggu..!! “ katanya keras.
“ Kalian mau pergi kan? Om ikut! “ katanya.
Ternyata
bang Wingky juga telah rapih dengan baju polo
shirt warna merah dengan lengan yang ketat memperlihatkan otot tangannya
juga. Ia memakai celana jeans yang hampir mirip dengan Ghifari.
“ apa? Om mau ikut? What the hell!! Om kan harus kerja “ gerutu Ghifari.
Sepertinya
ia kesal karna rencananya untuk berjalan berdua denganku gagal. Sambil
tersenyum menyeringai bang Wingky memperlihatkan layar handphone nya. Di
layarnya tertera bahwa ia telah lapor akan absen hari ini dan membatalkan
meetingnya.
“ so
can i go with you? “ bang Wingky menakikan halisnya.
Aku dan
Ghifari saling berpandangan. Dari sorot matanya Ghifari seakan menyuruhku untuk
menolaknya. Namun aku sangat kasihan pada bang Wingky, aku memasang puppy eyes pada Ghifari agar mengizinkan
bang Wingky untuk ikut.
Dengan
dengusan kesalnya Ghifari akhirnya memperbolehkan bang Wingky untuk ikut
bersama kami.
“ yes! “
bang Wingky berlonjak kegirangan.
“ mau pake mobil siapa? Om atau kamu Ghif? “
“ pake mobil Ghifari aja! “ Ghifari
meninggalkan Wongky sambil terus menggandengku erat.
“ Lo harus tetep di samping gue! “ bisiknya
di telingaku.
Aku
terkekeh di buatnya. Semoga hari ini menyenangkan.. ^^
.
.
Udara
sejuk pedesaan begitu sangat menyegarkan. Di hadapanku saat ini terhampar luas
kebun teh. Banyak sekali para petani teh yang saat ini sedang bekerja untuk
menyetorkan teh teh itu pada sang mandor. Terlihat bang Wingky sedang
menggeliatkan tubuhnya. Sepanjang perjalanan tadi ia tertidur lelap di
belakang. Ghifari sedang memfoto pemandangan indah ini dengan kameranya.
“ Arno liat ke gue! “ dengan cepat aku memasang pose dengan senyum
termanisku.
Dengan tiba-tiba bang Wingky
merangkulku dari belakang.
“ Fotoin om juga sama Arno dong! “ Bang Wingky menempelkan pipi kirinya
di pipi kananku.
Wajah Ghifari memerah seperti udah
rebus. Sepertinya ia sangat marah pada omnya kali ini.
“ oy om! Udah dong, di fotonya juga udah. Jangan peluk-peluk Arno kaya
gitu. Kasian nanti dia malu di liatin banyak orang. “ Ghifari mengalungkan
kameranya di leher.
“ iya deh iyaa.. “
Bang Wingky melepaskan tangannya yang
melingkar di perutku lalu kembali menggendong tas ranselnya.
“ Kita mau kemana sih kak? Ko di kebun teh? “
Ghifari berlari turun mendekatiku
bersama bang Wingky. Lalu ia mempoerlihatkan sebuah brosur bergambarkan air
terjun yang indah.
“ ini tujuan kita! Kamu bawa baju ganti kan no? Nanti kita berenang
disana “
Aku mengangguk. Untung saja aku
membawa baju ganti. Bang Wingky segera mengecek ranselnya, setelah itu ia
mengacungkan baju putih dengan celana jeans yang panjang.
“ Om juga bawa.. “
“ gak ada yang nanya “ ghifari berbalik dan mulai berjalan.
Aku tertawa terpingkal-pingkal melihat
tingkah antara paman dengan keponakannya.
*****
Dua jam kami berjalan, saat ini
kami telah memasuki jalan setapak di dalam hutan. Masih banyak pohon yang hidup
disini. Peluhku bercucuran, namun Ghifari dan bang Wingky terus menggandengku
agar terus berjalan. Sesekali kami berhenti untuk melepas penat, Ghifari
mengusap keringatku dengan tangannya. Lalu menyodorkan air mineral untukku.
Bang Wingky juga terlihat
kewalahan, ia duduk menyelonjorkan kakinya sambil meminum air mineral dari
dalam tasnya. Aku menyandarkan tubuhku di pohon, dengan sigap Ghifari malah
menyandarkan kepalaku di bahunya yang berkeringat. Angin sepoi-sepoi menyentuh
permukaan kulitku yang berkeringat dan ini membuatku sedikit mengantuk. Mataku
tiba-tiba berat.
“ Ngantuk ya? Ya udah lo tidur aja dulu “
itulah kata-kata terakhir yang aku dengar. Setelah itu aku terlelap tidur.
.
.
Percikan air menyentuh kulitku.
Aku membuka mata, dan begitu terkejutnya aku saat melihat air terjun indah di
hadapan mata. Air yang terlihat begitu segar terjun begitu saja ke bawah dengan
bebasnya. Tunggu? Bukankah tadi aku tertidur? Aku merasakan tangan seseorang
sedang memegang pantatku. Hembusan nafas Ghifari terdengar di kupingku.
Ternyata aku sedang di gendong
Ghifari. Ya ampun.. kenapa dia gak bangunin aku aja ya tadi. Aku menpuk bahunya
beberapa kali, ia menoleh dan malah tersenyum kepadaku.
“ aku mau turun kak “ kataku sambil menjauh
dari wajahnya.
“ udah diem aja, lagian bentar lagi kok. Lo
pules banget tidurnya. “ katanya sambil masih berjalan dengan deru nafas yang
tak beraturan.
Aku mencari
sosok bang Wingky yang ternyata ada di belakangku. Ia membawa tiga ransel
sekaligus di tubuhnya. Ia melambaikan tangannya ke arahku sambil tersenyum
memperlihatkan dimple nya.
“ kak.. banyak orang, turunin Arno. Lagian
kasian tuh bang Wingky bawa barang kita “
“ udah gak usah di fikirin. Lagian tadi Om
Wingky sendiri ko yang minta gue buat gendong lo. Tuh bentar lagi kita nyampe.
Benar saja
apa katanya. Kini aku sudah tiba di ujung jalan. Kolam Alami berisikan air
segar yang langsung dari air terjun itu menyegarkan mataku. Rasanya tak sabar
aku ingin melompat kesana untuk merasakannya. Ghifari menurunkanku dengan
hati-hati. Ia duduk bersimpuh lalu membasuh wajahnya dengan air yang mengalir
langusng dari air terjun itu.
“ aarrggghhhh segernyaa.. “ ia kembali
membasuh wajahnya.
Aku
mendekat ke arah Bang Wingky dan membantunya membawa barang bawaan. Kasian
abangku yang tampan ini. Aku segera mengeluarkan sapu tangan dari saku celanaku
dan mengusapkannya di pelipis bang Wingky.
“ maaf ya Arno ngerepotin abang. “
“ enggak ko, kamu pules banget tadi tidur. “
“ iya, mungkin karna cuacanya juga yang
mendukung hehehee... “
“ ya udah, kita berenang yuk “
“ abang duluan aja, aku masih mau ngumpulin
nyawa hehehehehe... “
.
.
.
Aku masih belum mencoba untuk
membenamkan diri kedalam kolam yang terbentuk secara alami dengan dihiasi air
terjun. Aku sedang duduk di atas batu besar, aku sudah mengganti penampilanku
sekarang. Tanpa baju memperlihatkan puting merah mudaku dan hanya memakai
celana boxer hijau tosca.
Di bawah sana Ghifari dan bang
Wingky sedang menikmati kesegaran dari air terjun. Kedua badan mereka yang
sixpack sukses membuat wanita maupun ‘ pria ‘ menyorotkan mata ke arahnya.
Aku
memeluk tubuhku yang sedikit terciprat air terjun. Seseorang tiba-tiba duduk di
sampingku sambil menepuk pundakku.
“ hi! What are you doing here? “ Pria
berwajah western dengan rambut pirang ini duduk disampingku
sambil memeluk tubuhnya sendiri.
“ oh.. i just look my two brother
swimming “ jawabku dengan gugup, jujur bahasa Inggrisku kurang fasih.
“ where your brother? “ mata biru
langit itu mengedarkan pandangannya ke bawah.
“ look under the waterfall. They’re busy
playing water. “ aku menunjuk Bang
Wingky dan Ghifari yang saling menenggelamkan diri. Mereka bermain layaknya
anak TK.
“ oh it’s your brother. Two hot boy’s with
nice body. Why you stay here? Want to swim with me? “ ajak Bule itu sambil
memegang tanganku.
“ eh.. thanks, but i can’t swim. I’m
afraid of drowning “ jawabku dengan jujur.
Aku
memang takut tenggelam. Dulu aku pernah hampir mati gara-gara tenggelam di
sungai. Untung saja ada mang Supardi yang menyelamatkanku waktu itu. Jika
tidak, mungkin aku tidak akan ada disini dan menjadi tokoh cerita disini O_o.
“ don’t be afraid! I’ll take care of it
floats on water. Trust me okay! “ tanpa basa-basi ia menarikku dan
mengajakku melompat ke bawah.
aaaaaa..... ( berteriak )
BYYYUUURRR...!!!
Aku
masuk kedalam air dingin ini. Pria bule itu memegang tanganku hingga aku bisa
mengapung di dalam air dengan sempurna.
“ movement of your feet so that you can
continue to float “ katanya sambil tersenyum memegangiku.
Aku
menurutinya, ku gerakan kakiku di dalam air. Sedikit demi sedikit Bule itu
melepaskan pegangannya dariku. Akhirnya aku bisa mengapung dalam air dengan
caraku sendiri. Kucoba untuk berenang menjauh darinya.
Dengan yakin ku ayunkan kakiku
dalam air dan akhirnya aku bisa berenang.
“ yeahhh.. like that. Good job! “ katanya
lalu ia berenang mendekatiku.
“ thank you, so what’s your name? “
tanyaku.
“ you can call me Clark! I’m from Canada.
What’s your name? “
“ I’m Arno, nice to meet you “
“ nice to meet you too.. “ ia tersenyum ramah padaku.
SUDUT PANDANG PENULIS
Ghifari melihat Arno yang sedang
bercanda bersama pria bule di pinggir kolam alami itu sambil memainkan
batu-batu kecil. Dengan refleks ia menepuk bahu paman mudanya yang sedang asyik
merasakan sejuknya air terjun.
“
ada apa Ghif? “ Wingky sontak menengok sambil menyibakkan rambutnya ke
belakang.
Ghifari
menunjuk ke arah Arno yang kini sedang tertawa lebar. Mulut Wingky tertawa
lebar ketika melihat pria bule itu dengan tiba-tiba memeluk Arno yang hendak
terjatuh.
BYUR..!!
Wingky menyeburkan dirinya kedalam air dan berenang menghampiri Arno. Melihat Wingky bertindak seperti itu Ghifari juga segera berenang menuju Arno dan si pria bule.
Wingky menyeburkan dirinya kedalam air dan berenang menghampiri Arno. Melihat Wingky bertindak seperti itu Ghifari juga segera berenang menuju Arno dan si pria bule.
SREETTT..!!
Wingky menarik tangan Arno dan
langsung ia peluk dari belakang. Bule itu cengo melihat tingkah Wingky. Ghifari
datang dengan nafas terengah-engah.
“
eh kunyuk! Berani-beraninya lo peluk Arno “ Ghifari mendorong bahu si pria bule
yang bernama Clark.
Clark
semakin bingung dengan sikap kedua pria yang disebutkan Arno sebagai kakanya.
Arno melepas paksa pelukan Wingky darinya lalu menjitak Ghifari dengan mantap.
“
aww... “ Ghifari meringis.
“
dia gak akan ngerti apa yang akan kaka omongin! Dia orang Kanada dan gak bisa
bahasa Indonesia “ kata Arno
“
sory Clark! My brother hurt you “ Arno meminta maaf sambil membungkukkan
badan.
“
yeah.. no problem. I’m understand, sory if I make a mistake “ Clark
menjadi canggung, kini ia sedang menggaruk kepalanya.
“ liat! Gara-gara abang sama kaka Clark jadi
ngerasa bersalah. Kenapa sih kalian! “ Arno menatap kedua pria kekar di
depannya dengan tatapan deathglare nya.
“ KITA CEMBURU “ kata Ghifari dan Wingky
hampir bersamaan. Lalu mereka menutup mulut masing-masing dengan tatapan shock
nya.
“ ya ampun! Clark Cuma ajarin Arno berenang.
“
“ tapi kan bisa kali gak pake peluk-peluk
segala! “
Arno
terlihat semakin kesal dengan sikap kedua lelaki yang ia sayangi itu.
“
Tadi Arno kepeleset dan mau jatoh. Clark nolongin Arno, dia juga refleks meluk
Arno biar Arno gak jatoh “
Keduanya
tertunduk merasa bersalah. Arno menghembuskan nafasnya kesal lalu melihat ke
Arah Clark yang kini sedang menggosokkan tangannya. Mungkin kalian kedinginan,
fikir Arno.
“
Kalian harus minta maaf sama Clark! “ kata Arno sambil melipat kedua tangan putih itu di dadanya.
Ghifari mengulurkan tangannya ke
arah Clark. Clark menyambutnya dengan hangat, begitupun Wingky menyalami Clark
dan meminta maaf. Setelah itu mereka bertiga berpelukan layaknya lelaki sejati.
Arno kembali menyunggingkan senyumnya.
“
large chest muscle guys! Make me little excited “ kata Clark sedikit
malu.
“
what?? “ kata mereka bertiga pada Clark dengan tatapan terkejut.
“
why? I’m gay and i like your body “ kata Clark sambil mencolek puting
Winky yang kecoklatan.
Wingky
mengerutkan dahinya sambil memegang dada bidangnya yang baru saja disentuh oleh
tangan halus si bule.
“
Finn I’m here.. “ Clark melambaikan tangannya kepada pria bule lainnya.
Pria bule
ini terlihat lebih tampan dari Clark dengan style manly nya. Tingginya yang
melebihi tinggi Wingky membuat pria bule bernama Finn itu semakin good looking.
Tak lupa dengan abs nya yang sempurna menghiasi perut putihnya.
“
who’s it sweetie? “ tanya Finn
pada Clark.
“
He’s Arno, and it is he’s Brother “ Kata Clark sambil menunjukkannya
pada Finn satu persatu.
“
oww.. hi guys! Nice to meet you. I’m
Finn, I’m Clark husband “
Arno
semakin cengo dengan pernyataan Finn tadi, Ghifari menepuk jidatnya sendiri.
“
what?? You gay couple? You’re married? “ Wingky membulatkan matanya.
“
yeah! We got merried a week ago and now we are on a honeymoon “ kata Clark
sambil mendekatkan hidungnya ke hidung mancung Finn.
“
eemm.. sorry guys! We must go now “ kata Finn sambil melihat jamnya.
“
nice to meet you Arno. I hope we can
meet again. “
“
yeah.. me too “
“
see you “ Clark melambaikan
tangannya dan pergi meninggalkan mereka bertiga.
Komentar
Posting Komentar