SIAPA YANG HARUS AKU PILIH? ( CHAPTER 20 )


“ nih! “ bang Wingky memberikanku secangkir kopi susu hangat.
Aku menggenggamnya erat, tubuhku sedikit menggigil. Hawa disini dingin sekali, namun aku heran melihat anak-anak yang ada disini. Mereka masih tetap saja semangat bermain di dalam air meskipun ibu mereka sudah mengajak untuk selesai bermain di dalam air.
GREPP!!
Tubuhku tiba-tiba di peluk oleh Ghifari yang masih belum mengenakan baju. Otot dadanya terasa menempel di punggungku. Ia tertawa terbahak-bahak melihatku yang sedang terbatuk karena tersedak.
“ Ghifari! Ngapain sih kamu. Liat tuh Arno keselek. “ bang Wingky menepuk-nepuk punggungku.
“ hahahha.. biarin om! Dia kan suka kalau Ghifari peluk. Semalem dia nulis cerita kejadian kita waktu kejebak sama pohon tumbang. Arno bilang di cerita itu kalau dia suka di peluk Ghifari om “
Bang Wingky melihatku dengan tatapan yang berbeda, sediki.. SINIS!.
“ Enggak bang! Ghifari ngaco “
“ alaahh.. jangan ngebantah lo cowo cantik “ ghifari menjitak kepalaku.
“ Berenang lagi yu om! “ ghifari menarik tangan Bnag Wingky. Mereka berdua kembali menceburkan diri ke dalam air.
Aku yang merasa kedinginan akhirnya menyudahi acara berenangku, aku mengambil tas dan berjalan menuju WC umum.
.
.
.
                Matahari yang tadinya bersinar dengan teriknya kini cahayanya mulai memudar tertutup oleh awan tebal yang hitam. Kini kami telah berada di perjalanan untuk pulang. Bang Wingky tidur dengan pulasnya di belakang. Sebelum tertidur aku menawarkannya untuk makan terlebih dahulu namun dia menolaknya. Ghifari kini duduk di sebelahku sedang mengemudikan mobil. Sebelun menjalankan mobilnya tadi dia menyuruhku untuk membuatkan mie goreng dalam cup dan sekarang aku sedang menyuapinya mie.
“ aaaaa.. “ katanya sambil membukakan mulut dengan lebar.
Kumasukan makanan keriting itu kedalam mulutnya, ia mengunyahnya dengan pelan.
“ Nih minum dulu “
Aku menyodorkan minuman dengan sedotan panjang. Ia menyeruputnmya.
                Dua jam telah berlalu, kami akhirnya tiba sampai rumah. Setelah membangunkan bang Wingky aku segera menurunkan barang-barang dan kubawa masuk kedalam rumah. Aku terkejut saat melihat ibu dan mba Lia sedang duduk di sofa bersama tante Arni dan Om Joko.
“ loh ibu? Ko ada disini? Bukannya kemaren ibu pulang dianter bang Wingky ya? “ aku menyalami tangan halus ibuku dan juga Mba Lia.
  “ Ibumu tante yang panggil buat kesini no. Ada sesuatu yang akan di bicarakan “
  “ ada apa mba? “ tanya bang Wingky pada tante Arni.
  “ sudah, nanti saja di bicarakannya. Lagian kalian baru datangkan? Sekarang pergi aja ke kamar dulu. Nanti kita bicarakan saat makan malam “ titah Om Joko pada kami bertiga.
Entah kenapa jantungku berdebar. Perasaan cemas mulai menyeruak dalam hatiku, apa aku berbuat salah sehingga ibu harus di panggil oleh Om Joko dan tante Arni. Kenapa juga tadi aku melihat Mba Lia tersenyum sumringah padaku.
                Setelah masuk kamar, aku segara menutup pintu dan duduk di meja belajarku. Untuk mengisi kekosongan waktu aku membuka laptop dan mulai mengetik cerita baru untuk aku psoting malam ini.
****
                Kami semua sudah berkumpul di meja makan malam itu. Aku duduk bersama ibu dan tante Arni. Ghifari duduk dihadapanku, ia sedang melahap nasi goreng buatan bi Imah. Bang Wingky duduk merundukan kepala disamping kakakku. Om Joko dan tante Arni saling berpandangan dan tersenyum.
“ Jadi Halimah, setuju kalau anak kamu kami jodohkan dengan Wingky “ kata Om Joko tiba-tiba pada ibuku.
Aku terkejut mendengarnya, aku akan dijodohkan dengan bang Wingky? Apa mereka tau kalau kami punya hubungan yang spesial.
                Ibuku hanya mengangguk sambil tersenyum memandang bang Wingky yang kini sedang tersenyum manis. Namun senyuman itu terlihat sangat terpaksa. Aku merangkul tangan ibuku dan berbisik untuk memastikan apa yang dikatakan Om Joko tadi.
“ bu, apa bener Arno mau dijodohkan dengan bang Wingky? Ibu gak sedih kalo anak cowo ibu dikawin sama cowok lagi? “ tanyaku dengan polos.
Ibu tertawa setelah mendengar bisikanku. Tangan halus yang sedikit keriput itu kini mengusap rambutku dengan halus.
“ Siapa juga yang mau jodohin kamu sama abangmu itu? Ada-ada saja. Maksud pak Joko itu yang akan dijodohkan dengan abang kesayangan kamu itu yang mba kamu lah. Mba lia “
                Rasa sesak didadaku tiba-tiba menyeruak. Aku hanya bengong melihat mba Lia dan Bang Wingky yang sekarang saling berpandangan satu sama lain. Ghifari tersedak seketika, disusul dengan gelak tawa Tante Arni. Aku merunduk menyembunyikan raut wajah sedihku yang amat sangat mendalam.
“ Gimana? Kamu senengkan sayang? Sebentar lagi Wingky akan jadi abang sesungguhnya buat kamu. “ celetuk tante Arni yang kini pindah posisi duduknya berada di sebelahku.
Aku hanya bisa tersenyum. Bang Wingky menatapku dengan tatapan yang... aahh tak bisa kujelaskian.
                Alhasil, makan malam ini merupakan makan malam yang mengejutkan untukkku dan mungkin untuk bang Wingky. Lagi-lagi hati ini harus merasakan sakit karena kehilangan orang yang dicintai.
.
.
.
                Malam ini bulan purnama muncul dengan sempurna ditengah ribuan bintang yang gemerlap. Mataku menyaksikan semua orbit-orbit cahaya yang menghiasi malam ini. Tak terasa, bulir bening itu kini jatuh kembali dipipiku saat fikiranku kembali melayang membayangkan pernikahan yang akan terjadi antara bang Wingky dengan kakak kandungku Lia.
                Tangan hangat nan mulus yang sangat nyaman itu memegang telapak tanganku. Kutatap sosok ibu yang kini sedang tersenyum manis dihadapanku.
“ kenapa kamu no, ibu lihat semenjak tadi kau tahu kakamu akan dinikahkan kamu terlihat murung. Apa kamu tidak suka dengan perjodohan ini? “
Aku mengusap airmataku lalu tersenyum. Aku memegang kembali tangan ibuku yang sudah mulai keriput itu.
“ Enggak ko bu, Arno hanya terharu bu. Malahan Arno seneng akhirnya bang Wingky bisa jadi kaka Arno beneran “
Ibu mengusap airmata dipipiku.
“ ibu tau ko. Kamu jangan berbohong, kamu gak suka kan kalau abangmu itu menikah dengan mbamu. Ibu bisa lihat, kalau kamu natap abangmu itu beda sekali. Ibu tau kalau kamu memiliki perasaan tersendiri sama bangmu itu. “
DEG!!
Hatiku kembali seperti disengat ribuan volt listrik. Apa benar ibu mengetahui perasaanku ini?
                Dengan cepat aku memeluk tubuh tua ibuku. Aku menangis pelan di punggung ibuku. Ibuku hanya menepuk pundakku lalu mengusap lembut kepalaku.
“ maafkan Arno bu, entah kenapa perasaan ini datang dengan tiba-tiba. Maaf kalo Arno bikin ibu kecewa “
“ Sudahlah, ibu juga gak bisa menyalahkan kamu nak. Karna ibu juga tahu perasaan itu muncul dengan sendirinya meskipun ibu memang sedikit kecewa sama kamu. Tapi janji sama ibu, setelah abangmu itu menikah dengan mba Lia, kamu jangan benci dia sekalipun. Janji ya.. “
  “ iya bu Arno janji, mana mungkin Arno benci sama kaka Arno sendiri. “
  “ Yasudah, sekarang lebih baik kamu tidur nak. Besok harus kuliah kan? “
  “ iya bu “
  “ oh iya bu, ibu kapan akan pulang lagi ke kampung “
  “ mungkin ibu dan mbamu akan pulang lusa untuk mengurus rencana pernikahan kakakmu “
  “ emangnya pernikahannya kapan bu? “
  “ tadi saat dibicarakan mungkin bulan depan “

SUDUT PANDANG PENULIS
                Wingky duduk bersandar sambil menatap kelangit-langit. Sejak selesai makan malam tadi matanya tak berhenti mengeluarkan airmata. Ia kembali menatap wajah manis berlesung pipi itu di layar handphone nya. Hatinya semakin sesak seperti ditindih oleh ribuan kilo batu besar.
“ Maafkan abang No! Abang gak bisa nolak ini. Abang gak mau ngecewain keluarga abang. Abang harus menjalani ini semua meskipun sakit “
*****
              Keesokan harinya kecanggungan mulai terasa antara Wingky dengan Arno. Seperti saat waktu sarapan, biasanya mereka duduk berdampingan. Namunm kali ini Arno lebih memilih untuk duduk disamping Ghifari sedangkan Wingky duduk di sebelah Lia dengan ibunya.
              Sesekali mereka saling berpandangan beberapa detik lalu setelah itu mereka mengalihkan pandangan masing-masing ke objek yang lain.
“ Lo mau ayam goreng? “ Ghifari menawarkan piring yang berisikan ayam goreng.
Arno hanya mengangguk sambil memberikan senyum manisnya pada Ghifari.
“ Waahh.. Ghifari sama Arno keliatan lebih akur ya sekarang. Gitu dong Ghif, kamu harus akur sama adekmu. Kamu harus jagain dia bukannya jailin terus “ kata Arni ibu Ghifari.
“ Ia ma hehehehe “ Ghifari cengengesan.
“ Oh iya, mas mau makan telornya juga? Biar Lia ambilin ya “
“ Gak usah, mas bisa ambil sendiri ko “ Wingky dengan cepat mengulurkan tangannya. Namun tangannya kurang panjang untuk mengambil piring berisikan telur itu. Arno yang tepat berada dihadapan piring berisikan telur segera mengambilnya dan menyimpan sepotong telur di atas piring Wingky.
“ Makasih ya No “ ini kata yang pertama kali di keluarkan pagi ini untuk Arno darinya.
“ sama-sama bang “
Arno kembali duduk dan mulai melahap makanannya.
.
.
.
                Dikampus seperti biasanya tak ada yang spesial. Hanya belajar, duduk di kursi yang disediakan dan mendengarkan dosen berkicau. Beberapa hari lagi ujian semester pertama akan dilaksanakan. Arno saat ini hanya sedang ingin fokus dengan ujian semesternya. Ia melupakan kejadian-kejadian yang hanya akan mengacaukan ujiannya itu.
                Hari demi hari Arno lalui dengan hanya membaca materi dan belajar. Setiap pulang kuliah ia pasti akan segera mengunci diri dikamarnya untuk belajar. Namun sesekali ia membuka laptopnya hanya untuk sekedar me-refresh kembali fikirannya.
                Seperti saat ini ia sedang mengetik tugas akhir semesternya. Saat ia sedang berkutik dengan keyboard laptopnya, tiba-tiba handphone nya bergetar. Ada satu pesan masuk untuknya.
Pesan itu tertera dari Agam yang memberitahukan kalau esok hari adalah hari pertunangannya dengan Sandra. Arno menghembuskan nafasnya, ia tak peduli dengan pesan itu. Ia simpan kembali handphone nya lalu kembali mengetik pekerjaan yang harus diselesaikan.
                Di ujian hari pertama tak ada masalah, semua soal dikerjakan dengan lancar oleh Arno. Begitu juga dengan ujian di hari-hari berikutnya hingga Ujian Akhir selesai. Ujian semester ini ia lalui dengan santai akibat hasil belajarnya yang sempurna.
                Liburan di semester pertama ini rencananya ia akan pulang ke kampung halamannya. Membantu ibunya untuk mempersiapkan pernikahan kakanya dan Wingky.
.
.
“ No, lo beneran mau pulang ke kampung? Mau gue anter? Gue juga kan lagi liburan semester “ ajak Ghifari. Namun Arno masih saja diam menyibukkan dirinya dengan membereskan beberapa baju.
Dengan gemas karena pertanyaannya tak kunjung di jawab ia memegang pergelangan tangan Arno dengan sedikit menekannya. Arno terdiam, tatapan matanya kosong. Namun kali ini Arno memberanikan diri menatap Ghifari. Tiba-tiba Arno memeluk Ghifari sambil menangis. Tangisnya pecah setelah beberapa hari ia tahan.
                Dengan perlahan, tangan besar Ghifari mengusap kepala Arno. Ia merengkuh tubuh Arno yang lebih kecil darinya. Ia biarkan Arno menangis dengan kencang di pelukannya.
“ Lo kenapa? Baru kali ini gue liat lo secengeng ini “
“ Enggak kak, maaf ya Arno belum bisa cerita. Hari ini Arno mau pulang ke kampung. Kaka disini aja, nanti kita ketemu di acara weddingnya bang Wingky dan mba Lia. “ ucapnya lalu Arno kembali membereskan bajunya dan bersiap untuk pulang ke kampung halamannya.

CONTINUE TO THE NEXT CHAPTER

MAAF BILA ADA KESAMAAN NAMA, TOKOH, CERITA, ATAUPUN KEJADIAN YANG DI ALAMI PARA PEMBACA. CERITA INI HANYALAH KARANGAN FIKTIF BELAKA

Komentar

  1. uwwaahh kereenn.. XD
    bang wingky menikah ya.. :(
    tapi gpp lah semoga arno long last sama Ghifari..
    Oh ya masi penasaran sama nasibnya si Adam.. >w<

    Lanjutin lagi kak..!! Semangat..!! XD

    BalasHapus
  2. ini Comment Pertamaku, Aku baru baca cerita 'G', ini Yang pertama dan INi BEnar2x Cerita yang LUar Biasa, Hebat Buat yang Bikinnya Kasih nilai 1000....
    Lanjut donk, Bener2x penasaran ....
    Fighting...!!!

    BalasHapus
  3. Joanito : hihihihihi.. terimakasih banyak ya ^_^ ko sedih sih bang Wingky nikah? hehehehe... untuk di chapter selanjutnya akan ada cerita khusus kehidupan Agam deh kalau kamu mau tau apa yang ada di otak aku tentang dia hahaha.. terimakasih banyak yaaaa #peluk #hangat

    Choi Me : Alhamdulillah.. terimakasih banyak. Saya masih belajar menulis hehehehe... terus baca ceritanya dan kasih komentarnya yaa supaya ceritanya makin bagus. Terimakasih banyak pokoknya #kecup #imut

    BalasHapus
  4. Ceritanya bikin aku terharu, so ceritanya bagus kok kak.
    Lanjut terus ya hehe, i like your story :).

    BalasHapus
    Balasan
    1. thank you so much Dyah for your comment on my story. Baca ceritanya terus ya, terimakasih banyak pokoknya

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CINTA SEGI EMPAT ( CHAPTER 15 )

I JUST LOVE YOU ( TWO SHOOT )

KARAM (Kama & Rama) #Bagian1