PARADISE LOVE (CHAPTER 2)




Semilir angin menyapa kedua insan yang masih tertidur dibalik selimutnya. Deburan ombak pagi ini seakan menjadi lagu bagi pengantar tidur mereka. Suara jeritan orang-orang yang sedang menikmati lukisan alam dari sang pencipta menggema. Setelah melakukan hubungan suami-istri semalam, Arno dan Ghifari tertidur lelap hingga pagi ini. Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh tigapuluh. Hari ini mereka akan pergi untuk mengunjungi Lia dan Wingky.
            Semburat cahaya kekuningan membangunkan Ghifari yang kini terbaring di samping istrinya dengan tubuh setengah telanjang. Ia menghentikan gerakan tubuhnya ketika menyadari Arno tertidur di lengan kekarnya. Dengan mata yang masih menyipit, Ghifari memandangi wajah bidadari syurga yang ia sayangi. Wajah tirus dengan sedikit jambang halus sangat kontras dengan kulit putihnya membuat Ghifari semakin bersyukur bisa memilikinya. Bibir manis dengan warna peach itu sangat menggoda, apalagi dengan sedikit adanya saliva yang membuat bibir kecil itu mengkilap.
Ghifari mengecup lembut dengan penuh perasaan, kecupan itu tak mengusik Arno dari tidurnya.
            Rasa manis seakan tak pernah hilang di bibir mungil itu. Bibir yang selalu menjadi candu bagi Ghifari untuk terus mencobanya. Ghifari mengangkat kepala Arno dengan hati-hati seakan Arno adalah barang berharga yang mudah pecah. Ia meletakkan kepalanya diatas bantal putih sebagai tumpuan.
Ghifari kembali memperhatikan wajah istrinya yang masih damai di alam mimpi. Surai hitam yang halus dan sedikit lebih panjang dari biasanya ia sibakkan ke atas. Semakin memperlihatkan kecantikan diri Arno yang mempesona. Bola mata Ghifari kembali turun dan kini bibir Arno menjadi objek yang menarik untuknya.
Ia kembali mencium bibir itu dengan lembut, kali ini tidak hanya kecupan biasa. Ghifari mulai memainkan lidahnya untuk menjilat bibir Arno. Lama kelamaan lidah itu memaksa masuk dengan lembut. Mulut Arno terbuka dan lidah itupun mulai bergeriliya. Menyapa seluruh bagaian mulut yang sudah ia kenali.
“ eeuunggghhh.. “ lengguhan itu terdengar di telinga Ghifari.
Ia tersenyum bangga ketika mendengar istrinya mulai menikmati sentuhannya. Ghifari semakin bersemangat untuk melakukan pekerjaannya di pagi ini. ia semakin dalam mencium bibir Arno. Ia menyedot bibir atas Arno dengan lembut. Ia menikmati pergerakan saliva Arno dalam mulutnya. Rasa manis dan dingin menjalari bibir Ghifari yang kini semakin berani mencium bibir Istrinya.
“ Yyaaakkk..!!! dasar otak mesum “
Tiba-tiba Ghifari mendapat dorongan keras dari Arno. Ghifari berguling dan terjatuh ke lantai dari atas kasur. Ketika bangkit dari jatuhnya, Ghifari melihat Arno yang telanjang dada sedang menyeka mulutnya dari saliva mereka berdua yang tertinggal.
            Ghifari menggaruk tengkukknya yang tak gatal, lalu mengusap dadanya yang bidang berotot dan kembali menaiki kasur untuk duduk berhadapan dengan Arno.
“ maaf membangunkanmu dari tidur istriku. Itu salahmu kenapa memiliki wajah semanis bidadari. “
“ hish! Kaka itu emang dasarnya mesum. “
Ghifari tertawa lalu menarik Arno untuk ia dekap. Arno tak menolaknya, ia langsung saja membenamkan wajahnya ke dada bidang suaminya. Arno menghirup harum tubuh Ghifari. Itulah kebiasaan dipagi hari yang sering Arno lakukan.
“ hari ini kita jadikan pergi ke rumah mba Lia sama bang Wingky? “
Ghifari mengangguk, ia tersenyum sambil mengusap kepala Arno dengan penuh kasih sayang.
“ hhhoooaaaammm... aku masih ngantuk kak. Semalem kita tidur larut banget. Tumben bangun lebih dulu “
“ itu karena kaka denger kamu ngorok sayang.. “
Arno memukul dada Ghifari cukup keras hingga membuat ghifari mendesah kesakitan lalu tertawa.
“ udah jam delapan kurang seperempat nih. Kaka Mandi duluan sana. Aku mau nelfon mba Lia dulu. “
Ghifari menyodorkan wajahnya dan memanyunkan bibirnya. Ia menunjuk-nunjuk bibirnya dengan manis.
“ apa? “ tanya Arno.
“ yaelah.. kamu ko gak ngerti sih sayang? “
Arno mengerjap-ngerjapkan matanya lalu menyentuh bibir ghifari dengan lembut.
“ udah aku sentuh bibirnya, sekarang kaka mandi ok “
Ghifari menghembuskan nafas sambil memutarkan bola matanya. Ia kembali memanyunkan bibirnya.
kiss me.. kasih kaka morning kiss. Kamu lupa ya? “
Arno berdiri dari kasur, menutup tubuhnya yang hanya mengenakan celana dalam dengan baju handuk yang hotel sediakan.
“ tadi kan kaka udah dapetin morning kiss nya. Waktu aku tidur. “
“ itu beda lagi sayang.. “
“ gak Arno gak mau “
“ ya udah kalau kamu gak mau, aku gak mau mandi dan gak mau pergi “
Arno mendesah kesal. Lalu kembali naik ke kasur.
“ ayolah kak, jangan kaya anak kec.. mmmppphhhhh... “
Ghifari menarik tengkuk Arno dan mencium bibir mungil milik Arno dengan paksa. Arno meronta, namun lama kelamaan ia mulai mengimbangi dan membalas ciuman Ghifari.
Morning Kiss, itu ritual yang selalu mereka berdua lakukan sebelum pergi beraktivitas.
            Ghifari mendorong Arno untuk berbaring. Ia menindih tubuh Arno lalu kembali menciumi istrinya. Membuka baju handuk dan memilin puting milik Arno. Arno semakin melengguh keenakan. Ghifari mulai memainkan tangannya di area selangkangan Arno. Arno hanya memejamkan matanya, menikmati setiap sentuhan yang diberikan Ghifari.
Arno menghentikan ciuman mereka.
  “ hei, bukannya kita udah lakuin itu tadi malem? “
“ Salah kamu sendiri sayang, punya badan sexy. Udah tau suaminya pervert dan punya otak mesum. Ayo, kali ini kita lakuin sambil mandi. Kali ini kaka gak akan main kasar “
Ghifari mencium tengkuk Arno yang mulus.
            Ia menggendonya dengan ala bridal style. Membawa tubuh Arno ke kamar mandi untuk melakukan hal yang paling mereka sukai.


******
            Sudah hampir dua jam lamanya mereka berada di jalan. Medan yang rusak dan penuh lubang membuat Ghifari harus hati-hati saat mengendarai mobilnya. Arno yang kelelahan akhirnya tertidur di dalam mobil.
Jika jalan menuju perkotaan mulus, mungkin Ghifari dan Arno bisa saja sampai di rumah bang Wingky dan Mba Lia dalam kurun waktu tiga jam.
            Sepanjang perjalnan yang lama dan melelahkan ini, Ghifari tak henti-hentinya memandang Arno yang tengah tertidur. Kadang ia harus berhenti sejenak hanya untuk mengelap peluh yang menetes dari dahi Arno atau membenarkan posisi kepalanya saat tertidur.
“ eungghhh... “
Arno menggeliat dan beberapa lama kemudian ia terbangun dari tidurnya. Menyipitkan mata untuk melihat keadaan sekitar.
“ mau minum puteri tidur? “
Ghifari menyodorkan sebotol air minum ke arah Arno yang langsung diterima. Ia menegak air mineral yang berada dalam botol. Menikmati setiap tegukannya dan menyimpan botol itu di dashboard seusai menghabiskan setengahnya.
“ berapa lama lagi kita ke jalan besar kak? “
Ghifari menatap lurus kedepan. Memperhatikan jalan yang kini mulai mulus tanpa ada lubang.
“ mungkin sekitar tiga kilometer lagi. Sabar ya sayang, mendingan kamu tidur lagi aja “
Ghifari mengelus puncak kepala Arno lalu kembali memperhatikan jalanan.
“ udah cukup tidurnya. Aku kasian sama kaka, nyetir sendirian. “
Arno mencium pipi Ghifari.
“ wooohhhh... makin semangat nyetir nih dapet ciuman dari istri tercinta “
Arno tertawa lepas sambil memukul lengan Ghifari yang tengah menyetir.
.
.
.
Selama dalam perjalanan, Arno tak kembali tertidur. Ia menemani Ghifari, mengobrol masalah pekerjaan mereka yang tertunda di negara kincir angin, mengobrol tentang masalah hubungan mereka. Bahkan sesekali Arno menyuapi makanan ringan kepada ghifari yang sedang menyetir. Mereka juga menghapus kebosanan dengan menyetel musik keras-keras. Bernyanyi bersama dan tertawa ketika Ghifari menyanyikan lagu dengan nada yang sumbang.
            Tepat pukul delapan malam, akhirnya mereka tiba di depan sebuah rumah yang cukup besar. Bang Wingky dan mba Lia kini tinggal di rumah pribadi mereka di Bandung. Suasanan yang nyaman dan sejuk membuat mereka betah tinggal disini. Ghifari menyalakan klakson dan seorang satpam langsung membukakan gerbang untuk ghifari.
Halamannya cukup luas, dan beranda rumah yang sangat mengesankan. Ghifari memarkirkan mobil di dalam garasi. Bersebelahan dengan mobil warna merah milik bang Wingky.
            Seoraang perempuan memakai piyama berwarna biru pastel keluar rumah sambil menggendong seorang anak laki-laki yang mungkin masih berusia satu tahun.
“ uuiiihhh.. adeknya mba baru nyampe. Dari sana jam berapa? “
“ sebenernya dari pagi mba, Cuma tadi jalanannya rusak dan sedikit macet. Jadinya nyampe jam segini “
Arno memberikan salam, anak laki-laki itu menatap Arno bingung. Masih meraba-raba siapa yang berada di hadapannya saat ini.
“ Ini Adam ya? Waahhh udah gede nih jagoannya om “
Arno menggendong anak laki-laki itu, namun beberapa menit kemudian Adam menangis dan meronta ingin kembali dalam dekapan ibunya.
“ Adam gak mau tuh digendong sama monster jelek “
Celetuk Ghifari sambil menurunkan barang-barang dari dalam mobil. Ghifari langsung menerima pukulan di lengannya. Ghifari dan mba Lia tertawa melihat tingkah Arno yang seperti anak kecil.
“ Apakabar kamu Ghif? “
“ kabar baik mba, Adam.. masih kenal sama om ganteng kan? Sini.. sini.. om gendong “
Adam kini beralih ke gendongan bayi. Adam menyimpan kepala yang berambut halus di bahu Ghifari. Menikmati kenyamanan di pangkuan seorang paman.
“ hishh.. ko Adam mau sama kamu sih kak? Aahhh... Adam pilih kasih nih “
“ hahahaha.. aduh dek, mungkin Adam masih lupa sama kamu. Namanya juga anak kecil. Besok juga pasti Adam mau ko digendong sama kamu. Ya udah, masuk yu udah malem nih. Kalian juga pasti capek. Pak.. tolong bawakan semua barangnya ke dalam ya. “
Mba lia memanggil sang satpam untuk membawakan semua barang.
            Ketika masuk kedalam rumah, seorang gadis kecil berlarian ke arah Arno. Gadis itu memiliki rambut hitam dengan panjang sepinggang. Piyama dengan gambar tokoh princes Disney yang dikenakannya membuat dirinya terkesan feminin dan lucu.
“ om Arnooo... “
Teriak si gadis kecil itu. Dengan sekali tarikan, Arno menggendongnya dan mengangkatnya ke atas. Seperti pesawat, si gadis kecil itu tertawa saat melayang ditopangan tangan Arno.
“ Om Arno apakabar? Tau gak Zizi nunggu om Arno dari tadi siang “
Arno menurunkan Zizi dari pangkuannya. Ia berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan keponakan kesayangannya.
  “ maaf ya, tadi di jalan macet banget. Jalanannya rusak, eh Om punya sesuatu buat Zizi “
Arno menghampiri tas merahnya yang diletakkan di samping sofa. Sebuah boneka barbie puteri duyung dengan baju yang begitu modis Arno berikan. Zizi memekik kegirangan lalu memeluk arno dengan erat.
“ aahhh.. Zizi suka bonekanya. Makasih ya om “
“ makasih juga dong sama om Ghifari. Om Ghifari yang pilih baju barbienya. “
Zizi berlari ke arah Ghifari yang sedang tersenyum manis padanya sambil menggendong Adam.
Ghifari langsung berjongkok sambil masih menggendong Adam lalu melakukan hal yang selalu ia lakukan dengan Zizi ketika berjumpa.
Saling mencolek hidung satu sama lain lalu melakukan tos dengan tangan di atas.
Zizi berbalik ke arah Arno.
“ Om, temenin Zizi main yuk. Zizi mau tunjukin rumah-rumahan baru barbie Zizi yang baru dibeliin ayah.
Zizi menuntun Arno dan berlari ke kamarnya.

******
Arno merasa senang malam ini. Bisa bertemu dengan kedua keponakannya yang lucu, bermain, hingga mereka tertidur manis adalah hal yang paling menyenangkan.
Zizi baru saja tertidur lima belas menit yang lalu. Namun Arno masih enggan untuk pergi. Ia masih mengelus kepala keponakan manisnya itu.
            Ghifari menyusul masuk ke kamar Zizi, duduk dibelakang Arno sambil memeluk pinggang rampingnya.
“ mereka lucu ya sayang.. “
Arno berbalik dan mencium pipi Ghifari dengan cepat. Kegelian terasa di bibirnya ketika menyentuh kulit pipi Ghifari yang ditumbuhi sedikit berewok saat ini.
“ ngeliat mereka aku jadi pengen punya anak.. “
“ ya udah, kalau gitu sekarang kita ke kamar dan bikin anak. Ayoo.. “
Arno mencubit perut Ghifari yang keras karena otot.
“ aku gak bercanda sayang. Serius dikit kenapa sih “
“ hihihihi.. iya maaf deh. Kita bicarain ini nanti ya sayang. Om Wingky mau ketemu kamu tuh. Kayanya mantan gebetan kamu itu pengen ketemu sama prince miliknya dulu yang sekarang jadi milik aku “
Ghifari tertawa kecil sambil merangkul Arno lalu berjalan keluar.

            Tidak ada perubahan yang signifikan dari bang Wingky. Tubuhnya masih kekar seperti beberapa tahun yang lalu ketika ia masih membujang. Kedua dimple manis itu masih ada di pipinya ketika dia tersenyum. Hanya mungkin, kali ini ia terlihat lebih tampan karena adanya berewok tipis di wajahnya seperti Ghifari. Selain itu kacamatanya yang pas dipakai membuat dirinya semakin tampan.
“ apakabar kamu no? “
“ kabar baik bang “
Arno tersenyum lalu duduk di sofa yang berhadapan dengan bang Wingky. Ghifari merangkul Arno dengan erat ketika ia memergoki bang Wingky yang memandang Arno dengan pandangan rindu.
Bang Wingky sontak tertawa dan membuka kacamatanya. Ia simpan kacamata itu di meja kecil yang berada ditengah.
“ kamu gak perlu peluk Arno seerat itu Ghif, om gak akan bawa dia kepelukan om ko “
Ghifari menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil tersenyum malu.
“ gimana kerjaan kalian disana? “
“ lancar om, kemaren perusahaan kita baru meluncurkan majalah fashion baru rancangan kita berdua. Rubrik nya juga kita berdua yang rancang. Hasilnya juga lumayan, penjualannya naik dan kita dapet laba yang banyak. Makannya direktur utama perusahaan kita ngasih liburan gratis ke Indonesia sebagai hadiah “
“ uih.. keren kalian. Bagus tuh kalau kaya gitu. Nanti bisa jadi miliyarder kalau terus-terusan begitu “
“ hahahaha... ia bang semoga “
Mba lia datang dari arah dapur sambil membawa dua cangkir kopi hangat dan dua cangkir teh manis hangat di tangannya.
“ kalian asik ngobrol nih. Ayo Ghif, No diminum dulu. Kalian tadi dateng langsung main sama anak-anak tanpa minum dulu “
Arno menyeruput teh manis hangat itu.
“ makasih ya mba “
“ eemmm kalian masih betah nih berduaan? “
Tanya mba Lia.
“ maksud mba? “ tanya Ghifari sambil mencomot sepotong kue kering.
“ kalian belum mau adopsi anak? Atau apa gitu.. kehidupan pernikahan belum lengkap loh kalau belum punya anak. “
Arno dan Ghifari saling memandang. Ghifari memegang tangan Arno yang sedang emainkan bajunya.
“ mungkin untuk saat ini belum mba, Cuma kita akhir-akhir ini lagi mikirin itu sih “
“ oh iya iya, mba tau tempat panti asuhan loh disini. Banyak bayi-bayi yang terlantar yang ditinggalin disana. Kalau kalian mau, kalian bisa adopsi salah satu bayi disana. Nanti mba anterin “
“ eehh.. nanti aja deh mba. Lagian kita juga kan gak akan lama disini. “
“ emang kalian kapan pulang lagi ke Belanda? “
“ mungkin lusa Om, soalnya banyak kerjaan yang belum selesai “
“ oh iya Om luma ngasih tau kamu Ghif. Awal bulan depan Om ada tugas perusahaan ke Belanda. Nanti om hubungi kalian lagi deh “
“ beneran bang? Waahhh.. nanti tinggal di rumah kita aja. “
Ghifari memandang Arno sambil mengernyitkan dahinya. Rasa cemburu mulai membelenggu hatinya.
“ emang berapa lama Om disana? “
“ mungkin dua atau tiga minggu “
Sekali lagi Ghifari memandang Arno yang sekarang sedang menyeruput teh hangatnya hingga tinggal sisa sedikit.
            Ingin rasanya ia menjitak dan berteriak padanya ‘jangan biarkan orang yang dulu pernah mencintaimu masuk ke rumah kita’ tapi situasi tak mendukung.
Tiba-tiba Arno menguap, ia beberapa kali mengucek mata kirinya lalu menguap lagi. Rasa kantuk mulai mempengaruhi dirinya.
“ Kamu ngantuk ya no? “ tanya bang Wingky dengan perhatian.
“ Sayang, kita tidur aja yuk. Mba, Om, maaf nih kita gak apa-apa kan tidur duluan. Ghifari harus ngelonin bayi besar ini supaya tidurnya nyenyak “
“ Apaan sih “
Arno hendak memeukul lagi namun tangannya malah menutup mulutnya yang kembali menguap.
“ ya udah kalian tidur duluan aja. Kamarnya udah mba beresin ku di lantai atas “
Mereka berdua sekali lagi berpamitan untuk pergi beristirahat.

MAAF BILA ADA KESAMAAN NAMA, TOKOH, TEMPAT, ATAPUN KEJADIAN YANG PERNAH DIALAMI PARA PEMBACA. CERITA INI HANYALAH KARANGAN FIKTIF BELAKA. HARAP DIMAKLUM APABILA MENEMUKAN KATA YANG TYPO

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CINTA SEGI EMPAT ( CHAPTER 15 )

I JUST LOVE YOU ( TWO SHOOT )

KARAM (Kama & Rama) #Bagian1