CERITA MALAM

            Halo, apakabar?
Aku tidak akan pernah bosan untuk menanyakan kabar kalian. Bagiku kabar terbaik dari kalian sangat berharga. Aku merindukan kalian, sangat merindukan kalian.
Kali ini aku akan bercerita kepada kalian. Izinkan aku berbicara, dan kalian hanya cukup untuk duduk manis dan membaca semuanya.
            Ketika menulis cerita ini, aku sedang duduk di sofa dengan keadaan gelap gulita. Pintu rumah kubuka dengan lebar agar udara segar jam lima subuh bisa masuk dan kuhirup dengan serakah. Alunan musik terdengar di telingaku. Menghanyutkan jiwa kedalam sebuah perasaan yang tak bisa dijelaskan dengan sebuah kalimat.
            To the point saja, aku sedang jatuh cinta. Rasanya jika terlalu banyak basa-basi akan membuat kalian semakin bosan untuk membacanya.
Hatiku saat ini sedang berbunga-bunga karena seseorang. Kalian pernah menyikai seseorang secara diam-diam? Jika belum pernah, maka beruntunglah karena kalian tidak akan pernah merasakan sakit yang terus menerus.
            Percayalah padaku bahwa kalian tidak akan menyukainya. Aku sedang mengalami hal itu saat ini. Menyukai seseorang dengan sembunyi-sembunyi tanpa membicarakannya kepada siapapun. Kecuali kali ini, aku menceritakannya kepada kalian karena hatiku sudah mulai tak bisa menahannya lagi
Aku bertemu dengan dirinya dua tahun yang lalu, dalam sebuah acara resmi. Saat itu aku sedang bertugas sebagai penerima tamu undangan yang hadir dalam acara itu. Aku bertemu untuk kali pertama dengannya disana. Masih ingat dalam benakku ia menenteng tas punggung yang terlihat sangat berat. Mengenakan baju dari kain batik dengan paduan warna biru dan hitam. Rambutnya disisir dengan rapi. Kami saling berpandangan, ia tersenyum menyapa begitupun juga diriku. Aku mulai merasakan getaran aneh dalam jiwa. Jantungku berdetak dengan cepat kala itu.
            Mulai malam itu aku sadar bahwa aku mengaguminya. Ia seperti racun bagiku yang tak bisa dihilangkan. Aku mulai gila karenanya. Ingin mengenal lebih lanjut, namun diriku tak cukup berani untuk menyapanya. Aku hanya bisa mencari informasi tentangnya dari social media. Dengan sekejap aku menjadi seorang stalker yang handal. Tetapi lama kelamaan aku merasa lelah. Akhirnya kuputuskan untuk tidak menjadi stalkernya lagi.
            Satu tahun kemudian kami bertemu lagi, di acara yang berbeda. Ia mengenakan kaus polo shirt putih. Dibalut dengan jaket berwarna yang sama dengan sedikit aksen merah di bagian bahunya. Lagi-lagi kami berpapasan. Berdiri berdekatan, namun tak ada yang terjadi. Aku memperhatikannya secara sembunyi-sembunyi. Mataku selalu menatapnya jika ada kesempatan.
            Pada saat itu jujur aku merasa sedikit kecewa karena dia seperti tak memperdulikanku. Mungkin karena kami belum saling kenal, Kami duduk dalam satu deretan kursi yang sama. Aku melihatnya berbicara dengan temannya yang lain. Tutur katanya sangat lembut. Gaya tubuhnya saat berbicara bersama temannya menunjukkan bahwa dirinya orang yang terbuka dan ramah. Terkadang ia tertawa dan tersenyum saat temannya melontarkan candaan. Ketika ia tersenyum, akupun ikut tersenyum. Entah apa yang membuat bibirku tertarik ke samping untuk menunjukkan sebuah senyuman.
Setelah pertemuan kami yang kedua itu aku tak bertemu lagi dengannya hingga beberapa minggu yang lalu.
            Tanggal 12 Juni 2016, di sore hari yang cerah sekitar pukul lima aku mendapatkan sebuah pesan dari seseorang via facebook. Aku tak mengenalinya sama sekali pada saat awal. Kucoba untuk melihat profile nya dan saat melihat foto di profilenya aku langsung tersenyum sumringah. Dialah orang yang kukagumi dua tahun yang lalu, dia yang membuat diriku sekejap menjadi seorang stalker, dia yang membuat mataku melirik dengan hati-hati. Dalam pesannya yang singkat itu dia menanyakan namaku. Lebih tepatnya meyakinkan namaku. Ternyata dia sudah mengenalku dan aku cukup terkejut.
            Mulai sore itu kami melakukan percakapan singkat hingga sekarang. Ada perasaan bahagia dalam hatiku karena kini aku bisa bercakap-cakap dengannya. Bahkan bersenda gurau, saling melontarkan candaan. Perasaanku terhadapnya menjadi kian membesar tanpa sepengetahuannya. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku berharap rasa suka ini tak bertepuk sebelah tangan.
Satu pertanyaan yang selalu menghantui benakku, Apakah dia juga menyukaiku? Apakah pesan-pesan yang ia kirimkan kepadaku adalah sebuah pertanda bahwa rasa suka ini tak akan bertepuk sebelah tangan?
Biarkan saja waktu yang menjawab, kita lihat saja apa yang terjadi nanti..
            Rasanya sudah terlalu banyak aku berbicara. Maafkan diriku atas apa yang aku tulis, maafkan aku jika kalian terganggu. Jika diantara kalian semua ada yang tahu siapa dia, diamlah. Jangan berkata apapun kepadanya. Namun jika dia berada diantara kalian yang membaca ini, aku hanya ingin mengatakan maaf karena tak berani mengutarakan segalanya.
Semoga kalian bahagia, sampai jumpa. Aku mencintai kalian.

Rumahku, tepatnya di ruang keluarga

22 Juni 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CINTA SEGI EMPAT ( CHAPTER 15 )

I JUST LOVE YOU ( TWO SHOOT )

KARAM (Kama & Rama) #Bagian1